Sore ini saya ingin membahas percakapan saya dengan Khumaidhi Kamal kemarin malam, tepatnya pukul 22.00 WIB.
Saya tertarik membahas ini karena kebetulan pas dengan materi pelajaran Agama Islam yang sedang saya pelajari di sekolah, yaitu tentang "Munakahat atau Pernikahan".
Yang saya bahas disini adalah tentang "Pernikahan beda Agama"
Percakapan ini bermula ketika saya melihat sebuah tweets di TL saya.
Saya berfikir apakah tuhan "mungkin" menciptakan pasangan sejati kita berbeda agama ?
Saya melihat , banyak pasangan berbeda keyakinan begitu lamanya mereka bisa bertahan
Saya mendengar,mereka punya satu kemajuan dalam berhubungan, kemajuan bisa menerima perbedaan
Saya berbicara, mengapa mereka menyampingkan hal yang harusnya jadi modal utama membangun masa depan
Dan akhirnya saya menyaksikan,
merekapun
tidak sampai dimasa depan meski waktu yg
lama terlewati,saat
dihadapkan pada "mau dibawa kemana"
Maaf bukan iri,atau menyinggung yg menjalankan,
itu hanya tweet dari hati si jomblo menjelang tidur ,
*tigersproongkekasur*
***
Kiranya begitu tweets yang saya lihat dari akun @gedildil yang pemiliknya adalah seorang Mahasiswa jomblo yang tahun depan akan dihantui skripsi yang "mungkin" sekarang lagi jatuh cinta dengan seorang gadis yang berbeda keyakinan dengannya! Hahaha *mungkin :p
Setelah membaca beberapa tweet tersebut, saya mulai memahami kata-kata yang yang terkandung didalamnya! Apa ya? *Mikir keras
Sayapun mulai me-replay tweet tersebut:
"Tweetnya bagus nih, tapi apa perbedaan seperti itu bisa jadi panutan?"
Dia Menjawab:
"Aku juga bertanya2, tiap tuhan punya satu agama,mana mungkin tuhan mau menerima manusianya berhubungan dengan manusia dengan tuhan lain. Kalau untuk jadi panutan sepertinya cukup memandang cintanya saja, jangan yg
di bawanya (keyakinan) , cara mereka bertahan menurut aku. Mungkn harus di balik, manusia yg memikirkan tuhan, manusia yg menentukan
dg siapa dia, bukan tuhan, Karena pmikiran telah ada untuknya. Adapun rasa cinta yg tumbuh dari manusia kepada manusia, manusia juga harus menumbuhkan rasa cinta pada tuhan terlebih dahulu"
Saya membalas:
"Mungkin yg mereka pikir perbedaan itu ialah 'Tantangan kesetiaan' dmana mereka tetap setia dalam perbedaan."
"Mungkin yg mereka pikir perbedaan itu ialah 'Tantangan kesetiaan' dmana mereka tetap setia dalam perbedaan."
Dia menjawab:
"Cinta dan tantangan, berbeda atau sama pasti cinta diberi tantangan"
Saya membalas:
"Cinta dan tantangan? Bukankah cinta harus ada pengorbanan ketika ditantang? Kenapa memilih perbedaan, jika bisa disamakan?"
Kemudian dia mengirim ini : " *rangkullehernyajitak* @RaNurri bahasa kamu tinggi banget sihhh"
***
Hahahaha...
Ya, sampai disini percakapan saya dengannya kemarin malam. Hingga keesokan harinya saya teringat dengan sebuah soal Ulangan Akhir Semester ganjil yang beberapa hari yang lalu baru saya kerjakan.
Salah satu pertanyaan dalam soal itu adalah "Apa tanggapan anda mengenai pernikahan beda agama?" Sedikit jawabannya, akan saya jawab disini.
Yang ditanyakan Ka' dil itu memang benar, "Apakah tuhan "mungkin" menciptakan pasangan sejatinya berbeda agama?" Saya rasa ini pertanyaan yang belum bisa saya dapatkan jawabannya.
Ini tentang cinta dan perbedaan. Setiap cinta pasti ada tantangan, dan setiap tantangan pasti ada pengorbanan. Jika "Keyakinan" itu berbeda, kenapa tidak coba untuk disatukan saja? Cinta itu butuh pengorbanan. Berkorbanlah untuk menyamakan "Keyakinan". Apa jadinya pernikahan beda keyakinan? bukankah itu akan menimbulkan keraguan dan kebingungan? Bagaimana jika sudah punya anak nanti? anak akan Dilema "Pilih" ikut siapa!
Pernikahan beda Agama itu sebaiknya tidak dilakukan. Dengan perbedaan itu tentu tidak akan menjadikannya keluarga yang Sakiinah, Mawaddah, WaRahmah...
Jika ingin menikah, maka nikahilah seseorang yang tanpa 'Perbedaan' .
Jika memang ada Perbedaan dengan keyakinan , maka 'samakan' dulu keyakinan itu.
Dari abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu : Harta, Keturunan, Kecantikan, dan Agamanya.
Dapatkanlah wanita yang taat beragama, maka engkau akan bahagia"
Muttafaq Alaihi dan Imam Lima
Hal yang paling utama adalah Agamanya. Karena jika seseorang itu sudah mencintai agama dan Tuhannya, Insya Allah akan terbangunlah keluarga yang Sakiinah, Mawaddah, WaRahmah.
***
Inilah sebuah opini dari hasil pemikiran saya, Mohon maaf jika ada salah kata dalam tulisan ini...
Untuk (kita) yang statusnya "belum menikah", semoga Allah menjodohkan kita dengan seseorang yang Taat Agamanya, sholeh, dan sholeha. AMIN!!
Tulisan ini tidak untuk diperdebatkan!!!!
Terima kasih ☺
Nice post . . .
ReplyDeleteditunggu kunjungan baliknya . . . :D
Terima kasih ~
DeleteJadi bahan renungan....*mikir sambil ngemil....nice post :)
ReplyDeleteSelamat Merenung mba windy :)
Delete*tambahin cemilannya*
Islam melarang umatnya menijah dgn org beda agama, karena demi melindungi prinsip masing-masing agama dari kedua penganut agama trsebut. Sebab, ketika pernikahan itu terjadi, secara otomatis prinsip yg lama dipegang harus tanggal. Padahal agama bukan hanya label at status, melainkan filsafat hidup. Jalan hidup.
ReplyDeleteSetuju sama ka fahri :))
Deleteagama itu kepercayaan jadi tergantung kepercayaan kalian aja.
ReplyDeleteudah pada gede kan?
tau dong mana yang bener dan salah?
tau dong mana yang dapet pahla dan dapet dosa?
tau dong mana mantan mana gebetan eh...
Maka dari itu harus kuat iman :))
Deleteloh ujung2 nya jadi mantan ya :|
perbedaan itu indah, yang penting saling pengertian aja :))
ReplyDeleteNah kalau perbedaan yg ini harus saling mengerti nih :)
DeleteAamiin Nurri, *aminin doa di bawahnya*
ReplyDeletewww.msmahadewi.com
Iya teh iya..
DeleteAMIN :))
wah... uci suka pembahasn beginian....
ReplyDeleteeh tadi ada kata-kata " setiap tuhan punya agama masing masing??" bukannnya kebalik ya?? setiap agama yang punya tuhan masing masing... ah.. aku kalau dah menyangkut GOD itu agak sedikit takut... :)
Oh iyaya, baru sadar dengan kata-kata itu. Hehe..
DeleteYa memang seharusnya kita takut kpd tuhan kita :)
Perbedaan yang tidak boleh memang hanya untuk ukuran agama saja..
ReplyDeleteJika yang lainnya berbeda, itu merupakan hal biasa, karena kita tercipta memang sudah berbeda.. :)
Salam..
Itu adalah perbedaan yg jelas dibedakan..
Deletesalam kembali :)
Pemikiran yang bagus :) hehe
ReplyDeleteikut meng-aamiin-kan doa dibait terakhir :))
Terima kasih, Rani...
DeleteAmin :))
nyimak dialognya..
ReplyDeletenyatanya, sama dalam persepsi keyakinan (agama) lebih membahagiakan lahir batin
Ya, betul sekali :))
Deletesetuju... percintaan hingga membawa kita ke jenjang pernikahan sebaiknya menghindari perbedaan agama. karena biasanya percakapan suami istri yang berbeda keyakinan itu tidak bisa tuntas dan terlalu dalam karena kalau diterusin tetap akan membawa pada sebuah perbedaan yang mendasar.
ReplyDeleteYa, benar sekali :))
DeleteSebelumnya salam kenal dari Kami.
ReplyDeleteAda dua topik bahasan yang kami petik dari cerita diatas Mbak
1. Harus bisa membedakan antara Cinta dan Nafsu (magna terpendam)
2. Tentang Pernikahan beda agama.(bahasan yang terpampang)
'Bukan untuk diperdebatkan'
Ya Allah semoga kami semua menjadi orang-orang yang mendapatkan Ridho Mu.
Aamiin ya Robb
Amin :))
ReplyDeleteTerima kasih, salam kenal juga~
salam kenaaaal yaa :)
ReplyDeleteditunggu loh follback blognya :p
Kenal kembali :)
Deleteoke, tunggu ya.. Nanti Pasti saya follback :))
Nice Nurri
ReplyDeleteBless U
Amin :)
Terima kasih om jay..
DeleteAmin, ya rabb :))
nikah beda agama toh :)
ReplyDeletememang si ada yang melakukannya dan ada yg dpt bertahan lama.
namun efeknya nanti ada di keluarga2 nya, yang mana keakrabannya akan berkurang.
belum lagi anak-anaknya kelak, tentu akan diberi 2 pilihan.. mau ikut agamanya Ayah atau agamanya Bunda..
intinya bener kata-kata mu "Kenapa memilih perbedaan jika bisa disamakan?"
dan lebih baik disamakan dgn memilih agama yg terbaik diantara keduanya :)
Hehe, Terima kasih :)
DeleteSemoga mereka bisa mengerti tentang ini :)
nanti kasian anaknya ._.
ReplyDeleteIya benar, seorang anak nantinya akan binggung memilih agama apa.
DeleteTuhan memang menciptakan setiap mahluk berbeda satu dengan yang lain,
ReplyDeletenamun itu dalam bentuk fisik,
sedangkan dalam wujud rohaniah, kita semua tetap berada dijalan yang menjadi pilihan kita menuju kebenaran hakiki dalam iman
Pendapat yg bagus :)
Deleteperbedaan itu indah, namun semua itu ada batasannya, karena keindahan itu hanya bisa bertahan keindahannya bila kita berhasil menyatukan dalam satu langkah, satu arah,
ReplyDeletekarena tak mungkinlah satu kapal memiliki dua pelabuhan yang berbeda arah, harus memilih satu arah kemana pelabuhan yang akan kita tuju, demikian juga dengan keyakinan kita...... salam ;-)
Benar sekali.. Harus dFokus pada 1 tujuan
DeleteSalam kembali :)
Tuhan memang satu, kita yang tak samaaaa~ *nyanyi
ReplyDeletepernah sih ngalamin cinta beda agama. bisa jadi itu benar perasaan "cinta" atau hanya nafsu dunia. susah bedainnya. Tapi, insyaAllah, kalau cinta karena Allah itu lebih baik, amin semoga memang Allah menjodohkan kita dengan yg sholeh sholehah \m/
Nafsu dunia & Cinta memang sulit dibedakan..
DeleteIya, Amin :))
memang nyerempet isu SARA suka sensitif kalau diomongin
ReplyDeletecuma dengan perbedaan yang ini, hati perlu diluruskan
kalau rasa cinta pada Tuhan saja mengarah ketempat yang berbeda mendingan dicari yang lain yang lebih cocok
yang paling penting terus berusaha memperbaiki diri :)
Betul, tuhan pasti tau yg terbaik untuk kita :)
DeleteSaya selalu berdoa dan berharap kepadaNYA agar diberikan sosok imam keluarga (jodoh) yang seagama dengan saya :)
ReplyDeleteAmin...
DeleteDoa kita tentu sama :)
Ah ini...
ReplyDeleteTantangan selalu ada, bukan hanya karena cinta saja kan...
Benar. ..tulisan diatas tidak untuk diperdebatkan... Kalau diperdebatkan ngga pernah akan selesai...
ReplyDeleteSejatinya, ini pertanyaanku sejak lama. Terima kasih sudah menuliskannya. *kemudian tarik selimut*
ReplyDeleteGini deh, kita kalau sudah cinta walaupun salah (tentu menurut sudut pandang umum) kita tetep bisa setia dan bertahan kok. Intinya keharmonisan rumah tangga itu bukan jaminan restu Tuhan. Sebaliknya ketidakharmonisan juga belum tentu merupakan murka Tuban :-)
ReplyDeletesebaiknaya mempunyai perbedaan.. perbedaan kelamin,
ReplyDeleteterus jalani,seperti air sungai yang mengalir indah di samudera, *hahhaa
ReplyDeleteNice post mba,sudah menjadi fitrahnya manusia asaling jatuh cinta, boleh saja jatuh cinta kepada yg berbeda keyakinan, hanya saja mungkin untuk disatukan itu emang. Utlak tidak bisa, keceuali ada yg mau berkorban. Maaf kalau kurang nyambung hehe, mampur yu keblog saya juhariblog(dot) com
ReplyDeletesuka sama postingannya nuy :)
ReplyDeletePertama, saya menghormati pilihan orang utk nikah beda agama. Kedua agama sy melarang utk nikah beda agama. Ketiga agama sy memerintahkan utk taat pada perintah agama dan menjauhi laranganNya. Selesai.
ReplyDelete