Aku pernah hampir putus
asa ketika kenyataan tidak seperti yang
aku bayangkan.
Aku pernah hampir putus
asa ketika impian tak kunjung terwujudkan.
Aku pernah hampir putus asa ketika kehidupan tak seperti yang aku dambakan.
Aku pernah hampir putus asa ketika berbagai masalah datang.
Aku pernah hampir putus asa ketika sering kali sakit perut, lemas, gemetar akibat maag yang aku derita.
Aku pernah hampir putus asa ketika kehidupan tak seperti yang aku dambakan.
Aku pernah hampir putus asa ketika berbagai masalah datang.
Aku pernah hampir putus asa ketika sering kali sakit perut, lemas, gemetar akibat maag yang aku derita.
Dan aku pernah hampir putus
asa karena lelaki yang aku cinta tidak mencintaiku seperti aku mencintainya.
Ya, aku pernah hampir
putus asa.
Kenapa hidup ini begitu memilukan? Kenapa begitu menyedihkan? Ahhh.......
Tapi, Allah mengingatkanku dari kebodohanku itu.
Selembar ayat suci Al-Qur'an yang ada di dinding lemari kamarku menyadarkanku dari keputus asaan itu.
Untuk apa aku bersedih?
Untuk apa aku menangis?
Untuk apa aku marah?
Untuk apa aku menyesali segalanya?
Untuk apa aku putus asa?
Untuk apa aku menangis?
Untuk apa aku marah?
Untuk apa aku menyesali segalanya?
Untuk apa aku putus asa?
"Dan
tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali
hanya untuk beribadah kepada-Ku"
(QS:
Adz_Dzariyat: 56)
Ternyata, satu-satunya tugas kita sebagai manusia di dunia ni hanya untuk beribadah kepada Allah. Mulai dari tidur, mandi, makan, bekerja niatkanlah semua semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah.
Dan aku tersadar, kenapa aku
harus putus asa hanya karena persoalan
dan nafsu dunia? Bukankahh tugasku (sebagai manusia) di dunia ini hanya untuk beribadah? Lalu untuk apa aku berputus asa? Yakini saja, apapun yang terjadi dalam hidup ini adalah yang terbaik darinya. Terpenting kita sudah beribadah dan berusaha. Dan menjadi hamba yang baik dan lebih baik lagi kepada Tuhannya dan juga sesama mahkluknya.
Ibarat bekerja di perusahaan, Allah adalah bosnya, dan kita adalah pegawai/karyawannya. Jika kita mengerjakan tugas dengan baik, maka Allah akan memberikan apa yang terbaik untuk kita jua. Allah akan "menggaji" kita dengan memberikan apa yang kita butuhkan dan kebahagiaan dunia akhirat.
Insha Allah...
Begitu pula untukmu, jangan pernah berputus asa. Nikmati apa yang sudah menjadi hidupmu.
Terpenting, tugasmu di dunia hanyalah beribadah kepada-Nya. Sholat 5 waktu, bersedekah, mencintai kedua orangtua, melakukan yang sunnah dan beramal shaleh lainnya.
Ini aku, bagaimana dengan ceritamu? :))
Selembar kertas yang selalu menjadi pengingat ketika permasalahan dan nafsu dunia mulai menguasai jiwa.
Ibarat bekerja di perusahaan, Allah adalah bosnya, dan kita adalah pegawai/karyawannya. Jika kita mengerjakan tugas dengan baik, maka Allah akan memberikan apa yang terbaik untuk kita jua. Allah akan "menggaji" kita dengan memberikan apa yang kita butuhkan dan kebahagiaan dunia akhirat.
Insha Allah...
Begitu pula untukmu, jangan pernah berputus asa. Nikmati apa yang sudah menjadi hidupmu.
Terpenting, tugasmu di dunia hanyalah beribadah kepada-Nya. Sholat 5 waktu, bersedekah, mencintai kedua orangtua, melakukan yang sunnah dan beramal shaleh lainnya.
Ini aku, bagaimana dengan ceritamu? :))
Selembar kertas yang selalu menjadi pengingat ketika permasalahan dan nafsu dunia mulai menguasai jiwa.
certaku lebih menyedihkan nih ...hehehe
ReplyDeleteBoleh berbagi cerita, Mas Fiu.. :D
DeleteIh mbak Nuy pinter deh.. Sapa yang ngajarin mbak?
ReplyDeleteApa deh, Mas Pandu.. Masa komennya pake nama begitu..
DeleteKenapa gak sekalian pakein nama, "Bukan Dagang Obat Patah Hati"? Wkwk...
Ahh, aku mah udah pintar sejak lahir atuh mahh
jangan pernah berputus asa cekalkan hati hadapi dugaan-Nya.
ReplyDeleteYapss... Setuju~
Deleteudah lama ga main ke sini, tau2 blognya udah pake dot com, keren...
ReplyDeletegapang sih ngomong jangan nyerah klo kita dalam posisi yang lagi nyaman, gw tau karena gw pernah ngerasa putus asa juga.
angkat kepalamu nuri...
Berarti Om yan gak pernah main ke blogku udah hampir setahun, ya.. Huhuhu...
DeleteYa, emang benar, Mas...
Gampang ngomong jangan nyerah kalau keadaan lagi baik-baik aja. Tapi bagaimanapun juga, kita harus tetap KUAT! Hihi....
*kemudian angkat kepala* :v
beruntunglah orang orang yang menyadari kebodohan akibat keputus asaanya,karena sungguh azazil nenek moyang syaithon menjadi terhina karena putus asa,maka ia di beri gelar iblis ( mahluk yang putus asa ),padahal sebelumnya ia adalah mahluk yang tingkatanya sama dengan malaikatul muqorrobun
ReplyDeleteAlhamdulillah...
DeleteTerima kasih, Mas Imron :))
Aku pernah hampir putus asa ketika hampir setahun menganggur dan belum juga menghasilkan uang.
ReplyDeleteTulisannya berubah jadi islami gini. Lumayan buat perenungan. Asoy!
Hahah.. iya, Yoga...
DeleteAda saatnya kita lurus, ada saatnya belok dikit. wkwkwk
Setiap orang punya kesulitan dalam hidupnya. Telan saja, terasa pahit tapi itu akan berlalu, dengan bantuan Allah SWT.
ReplyDeleteNah, benar sekali. :))
DeleteFotonya Bagus nur week
ReplyDeleteMasa sih bagus? jelek ahh.. Au tuh sapa yg motoin. Wkkwk
DeleteKalo kata orang cobaan itu sebagai bumbu kehidupan, kalo gak pernah ada cobaan gak seru katanya, hidup cuma lurus-lurus aja, gak ada tantangannya,. Tapi ya sabarnya itu yang susah ya :)
ReplyDeletebanyak orang yang nyaris putus asa.
ReplyDeletemaka bersyukurlah bagi sesiapa yang bisa menyambung kembali asa yang dimiliki dengan tetap berpegang teguh pada tuntunan dariNya.
nice post, cukup menginspirasi..
Ketika kita hendak merasa putus asa..
ReplyDeleteTengok ke belakang dan insya Allah .. tumbuh kembali rasa semangatnya.