"Aku maunya kita tetap berteman sampai kapan pun."
Kepada lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Kau ingat kalimat itu?
Hampir setiap hubungan kita merenggang, aku selalu mengingatkanmu untuk tetap menjaga hubungan pertemanan kita. Aku mau kamu mengingatkan mereka bahwa kita hanya berteman biasa.
Karena pada kenyataannya, sering kali mereka menerka-nerka tentang kita.
Aku lelah dengan semua drama yang selalu menyudutkan kita dalam ruang kenangan yang akhirnya menimbulkan kebencian.
Benci dan saling membenci.
Aku benci jika itu terjadi.
"Aku mau kita tetap berteman sampai kapan pun itu"
Tapi teman, itu ucapanku dulu, sebelum kita melangkah sejauh sekarang.
Entahlah, sekarang aku malah merasa terjebak sendiri dalam hubungan pertemanan ini.
Bukan, bukan karena api cemburu yang membakar hatiku.
Bukan pula karena masa lalu yang terlampaui indah itu.
Justru karena kejadian beberapa waktu lalu yang berhasil memporak-porandakan aku.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Sebelum kita melangkah lebih jauh lagi.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Mungkin dengan begitu, ruang hampa yang sebenarnya adalah luka bisa terhias indah penuh cahaya.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Mungkin dengan begitu, kita bisa menjalani hidup lebih baik lagi.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Percayalah, jika itu terjadi, pasti akan tetap ada ruang ingatan untuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman sepertimu.
Kelak saat kita bertemu di masa depan, tak akan ada lagi yang merasakan kekecewaan.
Kepada lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Kau ingat kalimat itu?
Hampir setiap hubungan kita merenggang, aku selalu mengingatkanmu untuk tetap menjaga hubungan pertemanan kita. Aku mau kamu mengingatkan mereka bahwa kita hanya berteman biasa.
Karena pada kenyataannya, sering kali mereka menerka-nerka tentang kita.
Aku lelah dengan semua drama yang selalu menyudutkan kita dalam ruang kenangan yang akhirnya menimbulkan kebencian.
Benci dan saling membenci.
Aku benci jika itu terjadi.
"Aku mau kita tetap berteman sampai kapan pun itu"
Tapi teman, itu ucapanku dulu, sebelum kita melangkah sejauh sekarang.
Entahlah, sekarang aku malah merasa terjebak sendiri dalam hubungan pertemanan ini.
Bukan, bukan karena api cemburu yang membakar hatiku.
Bukan pula karena masa lalu yang terlampaui indah itu.
Justru karena kejadian beberapa waktu lalu yang berhasil memporak-porandakan aku.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Sebelum kita melangkah lebih jauh lagi.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Mungkin dengan begitu, ruang hampa yang sebenarnya adalah luka bisa terhias indah penuh cahaya.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Mungkin dengan begitu, kita bisa menjalani hidup lebih baik lagi.
Teruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman,
Bolehkah aku putuskan pertemanan kita?
Percayalah, jika itu terjadi, pasti akan tetap ada ruang ingatan untuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman sepertimu.
Kelak saat kita bertemu di masa depan, tak akan ada lagi yang merasakan kekecewaan.
Kamu di PHP-in ceritanya?
ReplyDeleteBukan, kak Oky. Bukaannn.. :v
ReplyDeletegalaunya berasa banget... :(
ReplyDeleteGak segalau yang dirasakan, kok. *eh :v
DeleteStop friendzone ah
ReplyDeleteCieee... Mba Titis prenzonan, ya? :v
DeleteTeruntuk lelaki yang sebenarnya lebih dari seorang teman.
ReplyDeleteApa hanya pundakmu pencipta kenyamanan?
Atau asaku yang liar kian tak tertahan.
Eh sambung gak sih. Kubaca postingan ini ikut mellow :")
Duh, nyambung kok.. Tapi jadi makin nyess,, Huahhaha
DeleteSemoga laki-laki yang tidak lebih dari seorang teman itu baca post ini ya.
ReplyDeleteSebaiknya kalian juga tetap menjadi teman. :)
sebenernya orang cewek yang berkata begitu, memiliki rasa.. tapi malu mengungkapkannya. udah pengalaman soalnya.heheh
ReplyDeleteKamu dulu nolak dia?
ReplyDeleteLalu sekian lama berlalu kamu mengharapkan dia?
Memang, hati siapa yg tau, kapan atau dimana akan terjadi yg namanya, cinta.
jadi ini puisi tentang pertemanan yang ingin disudahi ? lalu jadian? atau malah saling pergi ?
ReplyDeletesetiap perempuan yang berteman akrab dengan teman lelakinya, mustahil jika tidak ada perasaan suka didalamnya~ lalala :p
ReplyDeletegue pernah baca novel yang isinya kurang lebih gini
ReplyDeleteSejarah memberi kita ribuan kisah mengenai kegagalan persahabatan antara pria dan wanita tanpa ada pihak yang lambat laun jatuh cinta.
Memang didunia ini kaum adam dan kaum hawa enggak diciptain untuk jadi seorang sahabat
gue setuju. Apalagi persahabatannya bener2 antara satu pria dan wanita. Enggak akan pernah berhasil. Si cewek suka perhatian sama si cowok, si cowok suka ngalah-demi-ngebahagia-in si cewek. Pasti ujung2nya ada aja yang menerjemahkannya dengan cara yang berbeda. Dan yang duluan pasti bakalan ngejauh kalo kalian tidak berubah jadi "in relationship"
Putus pertemanan apakah bisa berlanjut ke pelaminan?
ReplyDeleteDilemanya nyampe sini mba Nur, aku jadi tersentuh
ReplyDeletesemoga lelaki tersebut peka akan apa yang mba mau :)
ReplyDeleteGalau amat nur ..
ReplyDeleteSemoga aja aja tuh cowo bawa ya nur..
tpi si gw yakinya gk akan ada niatan tuh cowo buat menghapus pertemanan dan mungkin dia masih tetep nyaman sama lu nur..
ya mungkin aja dia gk mau ngerusak apa yg dia punya saat ini.. :V
#mungkin ya
Bentar, ini kan yg mau memutuskan perteman si cewek, bukan cowoknya.
ReplyDeleteTapi bener sih. pun dengan si cewek, pasti punya mksd lain utk memutuskan pertemanan itu. Mungkin dia gak mau merusak hidup dan semua yg dimilikinya sekarang. :)