Aku tak pernah menyesali pertemuan itu. Aku bahagia. Bahkan sampai saat ini. Pertemuan yang akhirnya membuatku bisa melihat 2 dunia dalam satu waktu. Duniaku dan dunianya.
Aku begitu mengenalnya, meski dalam jarak yang tak dekat. Ah, tidak. Aku terlalu percaya diri bisa berkata seperti ini. Aku hanya mengenalnya sebatas pengenalan kami. Tapi entah.. Hatiku sering kali merasa aku sudah sangat mengenalnya.
Bagiku, pertemuan kami waktu itu memang tak disengaja. Tapi aku tau, ini sudah masuk dalam rencana sang maha kuasa. Mungkin tuhan tau, aku membutuhkan laki-laki seperti dia. Laki-laki yang tak pernah kusangka bisa merasuk ke dalam hatiku.
Waktu berlalu membawaku begitu jauh. Entah, mungkin aku yang terlalu menjatuhkan diri, atau memang waktu yang sedang menjebakku.
Hingga akhirnya aku menyesali satu hal. Mengapa diawal aku begitu kuat, lalu dipertengahan cerita, aku terjatuh dalam jurang harapan yang hampir mematikan.
Aku ingin mengembalikan waktu.
Dimana aku membiarkan waktu berlalu dengan yang seharusnya.
Dimana aku membiarkan waktu berlalu dengan yang seharusnya.
Dimana aku tak terjatuh dalam jurang harapan yang ternyata sungguh mematikan.
Dimana aku bisa terlatih dan tak serapuh ini.
Aku ingin mengembalikan waktu.
Dimana aku terbiasa menyimpan rindu tanpa seorang pun tau.
Dimana aku terbiasa menyimpan rindu tanpa seorang pun tau.
Dimana aku bisa menyimpan kekhawatiran yang hebat ketika kabarnya tak kudengar.
Di mana aku bisa menyimpan rasa cemburu yang bisa saja membakar seluruh tubuhku dalam satu waktu.
Aku ingin mengembalikan waktu.
Dimana jarak bisa membuatku semakin merasa lebih dekat.
Dimana jarak bisa membuatku semakin merasa lebih dekat.
Dimana angin selalu menghembuskan namanya di telingaku.
Dimana langit bisa melukiskan indah senyumnya untukku.
Dimana matahari selalu menyinariku secerah semangat hidupnya.
Aku ingin mengembalikan waktu.
Dimana rindu bisa terobati hanya dengan aku menyebut namanya.
Dimana rindu bisa terobati hanya dengan aku menyebut namanya.
Dimana aku bisa melihatnya hanya dalam pejaman mata.
Dimana aku bisa memeluknya hanya dengan baitan doa.
Aku ingin mengembalikan waktu sampai waktu menyadarkan aku.
Membawanya kembali hadir dalam hidupku. Tidak dalam bayangan, tidak dalam harapan.
Sederhana saja....
Oj jadi lagi patah hati??? Wkwkwkwk. . Cinta mah begitu ~~ waktu gak bisa dikembaliin nur, perbaiki masa depan aja uwuwuwu
ReplyDeleteNggak patah hati kok. Cumaaa... ahsudahlah. wwkwkwkw
Deletecemungud, mbak!!
ReplyDeletebtw, salam kenal...
Salam kenal juga :)
DeleteKau saya jadi inget seseorang yah :( Bikin baper nih...
ReplyDeleteInget siapa, hayo? :p
Deletedibawah pohon itu, kamu menuliskannya... mengingat-ingat dengan angin berhembus pelan menyapu rambut yg terurai dekat telingamu.. kamu merindukannya.. ooh.. #komenMacamApaIni
ReplyDeleteBang... pelis deh :(
DeleteTidak dalam harapan. Sederhana saja... DUh.... Baper maximal ini.... :3
ReplyDeleteSemoga ia segera kembali, ya nur. Menjadi penghias hari dikala kamu jenuh dengan kisah hidup ini.
Amiin.. amiin...
DeleteCepat pulang, cepat kembali. Hehhe
Menyentuh pisan...
ReplyDeleteJadi mengingat masa masa lalu lagi, huahuahua...
Fokus masa depan aja, Mbak. Hehhe
DeleteSukaaa. Kebetulan bait-bait di atas "seperasaan" dengan saya. Jadi baper euy.
ReplyDeleteWaahhhh, kita punya nasib sama nih? Hahah
Delete