Karena sakit pada gigi berlubang benar-benar menyiksa, hari itu, Selasa, 25 Oktober 2016, saya memberanikan diri untuk datang ke Dokter Gigi.
Ilustrasi |
Ini adalah kedatangan saya yang kedua. Di usia saya yang mau menginjak 21 tahun, saya baru datang ke dokter gigi selama 2x. Alasannya, sama seperti kebanyakan orang, karena takut. Wkwkwkwk...
Puskesmas di dekat rumah menjadi tujuan untuk bertemu dengan dokter gigi. Setelah melewati proses pendaftaran, nama saya di panggil untuk masuk ke dalam ruangan dokter.
Penuh ketenangan dan membuang semua rasa takut, Saya bercerita tentang keluhan saya kepada dokter gigi yang kebetulan perempuan.
"Kalau sakitnya lagi kambuh, teliga, mata dan kepala saya berasa sakit, Dok."
Fyi: kondisi saya sekarang tidak sedang sakit. Alhamdulillah sehat-sehat aja.
Dokter mengerti dan kemudian mulai memeriksa bagian mulut. Katanya, keluhan saya lumayan serius. Tapi bisa diatasi dengan tambal gigi yang berlubang dulu.
Selain menambal gigi, dokter juga mengambil tindakan pembersihan karang gigi dibagian bawah, luar dalam. Dan bagian atas, tapi cuma setengah, yang kemudian baru saya tau kalau itu namanya Scaling Gigi.
Durasi pertemuan saya dengan dokter lebih kurang sekitar 1 jam. Semuanya baik-baik saja. Pukul 9 Pagi, saya meninggalkan Puskesmas dan sudah berada di rumah.
Sesuai saran dokter, setelah makan, saya langsung minum obat. Usai minum obat, saya langsung tidur karena memang kepala agak keleyengan.
Sekitar jam 10:30, dalam lelapnya tidur, tiba-tiba saya merasa ada banyak cairan kental dalam mulut saya. Kayaknya darah, nih. Feeling yang akhirnya membuat saya bergegas ke kamar mandi.
Dan benar, cairan dari mulut itu adalah darah.
Hal pertama yang saya lakukan tentu berkumur-kumur. Berusaha agar sisa darah itu hilang dan berhenti. Tapi setelah berulang-ulang, darah itu tetap ada.
Saya kembali ke kamar dan bercermin. Dan ternyata, terlihat jelas ada darah yang terus mengalir dari gusi bawah bagian tengah diantara gigi. Bagian yang tadi di scaling.
Saya terus berkumur dengan harapan darah ini akan hilang dan berhenti. Namun 15 menit sudah dan tak membuahkan hasil.
Gusi yang mengeluarkan darah memang (alhamdulillah) tidak besar atau lebar, tidak pula menimbulkan rasa sakit. Hanya celah satu titik. Namun darah yang keluar benar-benar mengalir dan tidak berenti.
Saya pernah mengalami hal ini saat gosok gigi. Tapi darah itu hanya keluar sebentar kemudian hilang. Tapi kali ini benar-benar beda. Darah terus keluar mengalir dari gusi.
Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Puskesmas, bertemu dengan dokter gigi yang tadi pagi melayani saya.
Seolah pendarahan adalah hal yang biasa, dokter itu seperti tidak mau menangani keluhan saya. Katanya, gusi saya memang lagi kurang sehat jadi wajar kalau keluar darah.
Dia bilang, terus saja banyak minum dan berkumur, nanti juga darahnya berhenti.
Saya gak mau kalah. Saya jelaskan pada bahwa saya sudah melakukan itu, tapi darah tetap keluar. Dan akhirnya, dia mau membukakan pintu dan mengajak saya masuk ke ruang praktek.
Dokter itu mengambil tindakan dengan memberikan saya betadine dan saya terus berkumur-kumur . Karena darah belum berenti, dia menyuruh saya meminum obat untuk menghentikan pendarahan. Katanya, reaksinya akan terlihat setengah sampai 1 jam.
Setelah minun obat, saya disuruh minum air es dingin sebanyak-banyaknya agar bisa membekukan darah.
Sekitar 3 gelas sudah saya minum air es tanpa henti sampai saya menggigil kedinginan. Iya, karena sejujurnya saya gak hobi minum dingin, kecuali es makan es krim. Tapi darah masih belum berhenti juga, dan obat penghenti pendarahan yang saya minum seperti tidak ada efeknya.
Dokter itu agak bingung karena darah masih terus menggalir dan akhirnya memilih jalan untuk merujuk ke IGD RS. Pasar Minggu yang katanya peralatannya lebih lengkap.
Sesampainya di RS Pasar Minggu dan mengadu keluhan saya, dokter jaga menjelaskan bahwa tidak ada dokter gigi di UGD. Dokter gigi hanya ada di Poli Klinik. Dan surat rujukan yang tadi diberikan Puskesmas juga ditujukan untuk ke Poli Gigi. Bisa diambil kesimpulan bahwa dokter ini seperti enggan menangani masalah saya.
"Tapi kan ini darahnya mengalir terus, Dok? Tadi juga dokter Puskesmas bilang langsung IGD aja." saya protes.
"Yaudah, sementara kita coba kasih obat dulu, ya."
Dokter IGD mengambil tindakan dengan menyumpal halus atau menempel bagian gusi yang berdarah dengan kasa basah lalu memberikan obat penghenti pendarahan melalui suntik di pergelangan tangan.
2 jam berlalu, darah masih terus mengalir. Entah sudah berapa lembar kasa, tissu dan kapas yang sudah berlumuran darah itu.
Dokter masih heran. Tapi, di jam berikutnya, dia memberikan saya kasa yang di basahi cairan obat untuk kembali ditempel di gusi yang berdarah.
Cairan ini sebenarnya ada dalam suntikan. Namun ditumpahkan di kasa. Katanya obat untuk menghentikan pendarahan juga.
Sebanyak 3 kali dokter mencoba metode ini. Dan obat penghenti pendarahan kembali di suntikkan dalam tubuh saya. Namun usaha ini belum membuahkan hasil.
Obat penghenti pendarahan sudah masuk ke dalam tubuh saya sebanyak 3x. Es yang dingin dan Cairan penghenti pendarahan juga berulang kali sudah diberikan pada bagian yang berdarah, tapi darah masih mengalir juga.
Saya juga berusaha mencari refernsi dari teman dan internet, cara menghentikan pendarahan. Tapi tak memuahkan hasil.
Saya juga berusaha mencari refernsi dari teman dan internet, cara menghentikan pendarahan. Tapi tak memuahkan hasil.
Dokter bingung. Apalagi saya sebagai pasiennya. Karena ini adalah kali pertama saya mengalami pendarahan. Berulang kali juga dokter memastikan bahwa sebelumnya saya tidak pernah mengalami hal yang serupa. Saya jawab iya. Pernah berdarah, tapi tidak pernah sampai pendarahan begini.
Di sini, saya hanya bisa sibuk mengganti kasa untuk menyerap darah yang keluar.
Di sini, saya hanya bisa sibuk mengganti kasa untuk menyerap darah yang keluar.
Akhirnya dokter mengutus suster untuk mengambil darah dari tubuh saya untuk pemeriksaan lebih lanjut. 2 suntikan kembali menyakiti lengan tangan saya. Iya, darahnya diambil dalam 2 suntikan.
Sembari menunggu hasil tes darah, dokter datang dan membawakan cairan obat untuk ditempel pada bagian yang berdarah lagi.
"Ini obat terakhir yang mau saya coba. Kalau darahnya belum berhenti juga, langsung saya rujuk ke RS. Fatmawati, ya."
Lemassss.. Dalam hati hanya bisa bertanya-tanya, aku ini kenapa? Sambil tak henti-hentinya memohon ampun kepada Allah SWT dan meminta agar pendarahan ini segera berhenti.
Saya bingung mau melakukan apa. Terhitung sudah berjam-jam saya di sini. Makan dan minum gak nafsu karena terlanjur mual dengan darah. Tapi saya usahakan untuk tetap minum air mineral.
Sudah sedari awal saya mencoba tenang dan tetap tenang. Lalu ingat ucapan Ibu dan seseorang yang akhirnya membuat saya benar-benar semakin rileks. Karena hal ini penting banget supaya keadaan gak makin parah.
Setelah 15 menit menempelkan kassa yang sudah bercampur cairan obat terakhir itu, darah masih mengalir dengan deras.
Tapi syukur alhamdulillah, Pukul 18:47 dengan kuasa Allah, darah tiba-tiba berhenti mengalir.
Dokter pun senang, langkah terakhirnya membuahkan hasil. Dan dia memberikan obat tersebut 1x lagi supaya darah benar-benar tidak keluar lagi.
Namun sayang, setelah obat ini diberikan, malah ada darah yang keluar dari bagian lain, tepatnya sisi kanan.
Iya. Bagian depan yang pendarahan awal sudah berenti, lalu muncul dibagian lain. Tapi tidak mengalir deras seperti yang pertama.
Akhirnya dokter memberikan obat yang sama untuk ditempelkan di bagian yang mengeluarkan darah baru dan yang lama. Sekitar 20 menit kemudian, kedua celah yang mengeluarkan darah berhenti.
1 jam berlalu. Bisa dipastikan darah sudah tidak keluar lagi. Beberapa saat kemudian, dokter memanggil Kakak dan menunjukan hasil tes darah. Menurutnya, hasilnya baik. Namun dokter menduga adanya "kelainan" dalam tubuh saya yang membuat pendarahan sulit dihentikan. Tapi di sisi lain, dokter juga menduga adanya luka atau kebocoran pada pembuluh darah kecil di gusi tersebut yang mengakibatkan darah terus mengalir keluar. Jadi, jika terjadi pendarahan lagi, dokter menyarankan agar langsung ke RS. Fatmawati.
Tapi apapun itu, Allah yang berkuasa atas tubuh saya.
Setelah 9 jam mengalami pendarahan, pukul 21:30 saya dibolehkan meninggalkan IGD Rumah Sakit. Tapi, keesokan paginya, saya diharuskan kontrol menemui dokter gigi.
***
Pagi ini di RSUD Pasar Minggu. Dokter gigi yang memeriksa saya mengatakan semuanya baik-baik saja. Dari hasil rongen yang saya jalani juga tidak ada kelainan. Hanya saja memang ada bagian yang kurang sehat. Tapi bukan yang pendarahan itu.
Dokter juga bilang, setelah menjalani scaling, justru seharusnya gusi jadi tidak mudah berdarah. Tapi saya malah sebaliknya.
Dokter Gigi pun tidak bisa memastikan apa penyebab pendarahan gusi selama 9 jam tersebut. Karena menurutnya, semuanya baik-baik saja.
Lalu, kemarin itu saya kenapa? Allahu Alam..
Dibilang trauma, pasti ada rasa trauma dan takut dalam diri saya.
Dari kejadian ini, saya sadar bahwa mungkin ini adalah teguran dari Yang Maha Kuasa atas kelalaian yang tidak atau bahkan yang saya sadari. Tapi saya juga berkeyakinam bahwa mungkin, darah yang terus-terusan keluar itu adalah darah kotor yang memang harus keluar dari dalam tubuh saya. So' saya tidak perlu khawatir.
*Positip tinking aje dulu*
Tapi saya tetap berusaha untuk meningkatkan kesehatan lagi.
Ada rasa kecewa juga dengan dokter Puskesmas, tujuan saya ke dokter untuk konsultasi gigi berlubang, tapi dia mengambil tindakan scaling gigi juga.
Apa karang giginya parah? Alhamdulillah enggak, kok. Tapi mungkin memang ada bagian yang terkena alat scaling yang menyebabkan pendarahan ini.
Setelah kejadian ini juga, saya makin ngeri ke dokter gigi Puskesmas. Mending langsung ke Dokter Gigi Rumah Sakit. Tapi ya namanya musibah, kadang kita gak tau. Hahahah...
Tapi saya tetap berusaha untuk meningkatkan kesehatan lagi.
Ada rasa kecewa juga dengan dokter Puskesmas, tujuan saya ke dokter untuk konsultasi gigi berlubang, tapi dia mengambil tindakan scaling gigi juga.
Apa karang giginya parah? Alhamdulillah enggak, kok. Tapi mungkin memang ada bagian yang terkena alat scaling yang menyebabkan pendarahan ini.
Setelah kejadian ini juga, saya makin ngeri ke dokter gigi Puskesmas. Mending langsung ke Dokter Gigi Rumah Sakit. Tapi ya namanya musibah, kadang kita gak tau. Hahahah...
Bicara soal kelainan pada pendarahan yang sulit dihentikan, ini bukan hal yang biasa. Karena pengalaman saya yang pernah dan sering terluka, darah selalu berhenti dengan cepat tanpa ada pendarahan yang lama.
Ahh, tapi pokoknya kuasa Allah pasti lebih baik. Apa yang menurut kita tidak baik (darah yang terus menerus keluar, misalnya) belum tentu tidak baik untukNya.
Namun saya tetap memohon padaNya agar kejadian itu tidak akan pernah terulang lagi.
Sakit, Bang. 9 jam di IGD, 4 kali suntikan, 6 jarum itu melukai tubuhku. *halah...
Dari pengalaman saya ini, adakah diantara kamu yang pernah mengalaminya?
baca ini jadi takut mau ke dokter gigi. :(
ReplyDeleteAku juga takut, Bah :(
Deletekok seremm sih mbak nurlii..saya mungkin udah pingsan di IGD karena darahnya ga berhenti...suka kesel deh sama dokter yang ga nanggapin di awal, coba kalo ga di rujuk kan seremm jadinyaa -_-''..itu alasan kenapa saya kalo kenapa2 langsung ke RS aja sih mbakk..karena kalo apa2 peralatan di sana lebih lengkap..semoga ga terjadi lagi ya mbak kejadiannya..aminn
ReplyDeletehttp://blueskyandme.com/
Iya. Aku kan emang gak niat scalig, Mbak. Cuma mau konsultasi aja. Tapi ternyata malah scaling sekalian sama dokternya.
DeleteDuh iya, semoga gak akan pernah terjadi lagi :(
Saya baru denger kasus seperti ini mba, apa sudah ditindaklanjuti dengan tes lab/tes darah? semoga kondisinya membaik ya
ReplyDeleteDokter yang memeriksa aku aja bingung. Karena gusi memang masih dikatakan sehat (walau gak 100%) , hasil rongen juga baik-baik aja.
DeleteHasil tes dara juga baik, Mbak. Cuma ada beberapa yang sedikit tinggi, tapi kalau menurut dokter masih dikatakan "baik".
Ya semoga memang yg keluar itu daraah kotor yg memang harus keluar deh. Hehhe
kampret.
ReplyDeletejadi serem gini dah ceritanya. itu beneran nggak berhenti sama sekali, ngucur terus. gue ngebayanginnya, lumyan ngeri juga sih klo darah keluar terus''an. gue pernah juga waktu itu, gigi sakit, ga enak tidur apa'' ga enak, nah klo kayak elu gitu kayaknya lebih sakit banget ya.
eh, emang nyokap elu bilang apa sampe elu bisa rileks gitu?
Lebih dari mengerikan, Bang. Wkwwk
DeleteTapi ALHAMDULILLAH, gue gak ngerasa apa-apa, Bang. Gak sakit atau perih. Cuma darah aja yang keluar terus.
Ya, Ibu bilang, gimana pun pokoknya harus tenang, jangan panik, ingat yang "di atas". MUeheheh
Nuy, next time kalau gusi berdarah, hindari berkumur ya.
ReplyDeleteWah, emang kenapa, Teh? Kalau dokternya sih mbilang gpp. Tapi memang jangan terlalu banyak dan keras.
Deletewah untung jarang bermasalah dengan gigi saya.
ReplyDeletetapi lebih kerasa banyak masalah dengan gigi itu kalau saya semenjak banyak konsumsi soda, kayak coca cola, sprite dsb.
akhirnya saya berhenti total minum soda sekarang.
oh iya kalau kebetulan lagi cari tips motret mampir dong ke blog ane
gariswarnafoto[dot]com
yuk mari
wah wah serem amat judulnya bikin merinding apalagi baca ceritanya
ReplyDeleteMUehehehe, iya gitu deh, Kka.
Deletembaaakkk, aku bacanya smbil ngilu2 piye gt mbk,
ReplyDeletealhmdulillah udh ketemus solusinya, :)
Iya, semoga gak kejadian lagi. Huhu
DeleteCeritanya bikin ngeriiii... aku juga pernah sakit gigi tak yertahankan gara2 gigi lubang...tp yg ini paraaahh
ReplyDeleteParahnya darah ngalir itu :(
DeleteKalau sakit dan perih mah, alhamdulillah enggak :(
duh mbak, kok ngeri banget ya sampai pendarahan gitu, ikut ngilu saya bacanya, hehe. apa mungkin ada pembuluh darah yg pecah ya? sampai mengalir giti
ReplyDeleteInnalillahi, ini apakah berarti sewaktu scaling gigi ada yang terluka gitu kah mak?
ReplyDeleteScaling gigi ini pembersihan karang gigi kan ya? #cmiiw
So far saya rutin setahun minimal sekali, amit2 deh kek gini >.<
Tfs mak...
Kalau diliat sih gak ada yang terluka, Mbak.
DeleteIya benerm pembersihan karang gigi.
Semoga next baik-baik aja, Mbak. Heheh
Ih serem ya, kok scaling doank bisa sampe kayak gitu? Cobain kamu googling "Blood Clotitng Disorder" Teman saya ada yg punya penyakit seperti ini, kalo udah berdarah bisa susah berhenti...
ReplyDeleteTapi (Alhamdulillah) aku gak punya penyakit itu, Mas. Hasil lab darahku bagus. Dan pengalaman berdarah juga gak sampai pendarahan.
DeleteBiasanya aku scaling jugak berdarah-darah. Soalnya gigi ku sensitif. Gusinya jugak sih. Tapi gak lama banget. Ngilunya itu ya yg gak tahan :'
ReplyDeleteiya harusnya gak sampai lama gitu pendarahannya :(
DeleteAlhamdulillah sudah sembuh. Semoga ngga terulang lagi ya mba. Ngeri juga bacanya sampai 9 jam pendaharahan
ReplyDeleteIya, aamiin..
Deletesemoga gak terjadi lagi :(
Hai mbak, sy baru kmrn scalling gigi. Di klinik2 gigi gt di jogja, ini ke 2 x nya sy scaling. Sblmnya 6 bln lalu jg terpaksa scaling krn ada gusi yg sakit, pas dibawa ke dokter gigi yg buka praktek pribadi (bkn klinik gigi) katanya itu linu karena gusi sy terlukai oleh karang gigi. Lalu akhitnya dilakukan tindakan scaling menyeluruh. Itu bulan okt 2016 lalu, sy g pernah ke dokter gigi jg krn alasan takut. Hehe. Cm krn wktu itu sakit gigi pertama stlh lahir haha dan sy lbh takut sm sakit gigi drpd sm dokter gigi sy memberanikan di scaling. Trnyt tdk spt bayangan sy, tdk sakit, cm kdg aja ky linu dibbrp bag. Gigi. Dan agak berdarah sdkt ktka disuruh kumur slma scaling. Nah kmrn ini, 23 apr 2017, sy scaling lg, pas tepat 6 bln, tp tdk sebanyak karang gigi sy diawal, klo dilihat sndr oleh sy. Sy ke klinik gigi (bkn dokter yg buka praktek pribadi) tsb dan di scaling, kata dokternya sih gigi sy karangnya di sela2 gusi ada bnyk, ya manut aja. Pas suruh kumur pst sllu keluar darahnya bnyk. Pas sy tny, ktnya mmg gt. Pdhl diawal Dl yg di dokter H yg karang giginya super bnyk darahnya keluarnya dikit. Tp sy msh g "titen", itu scalingnya slsai jam 4 sore. Drmh dr pulang sampe mlm msh keluar darahnya dan beku mbak. Pdhl yg dl sm dokter H abis scaling g keluar darah sama sekali. Sy msh biasa aja. Yg sy tkutkan itu menggumpalnya itu lo. Ky maaf "darah haid", lalu mlm nya sy tdur, pagi2 tu mulut sy ky penuh gt ky air liur yg g terkontrol, pas ngaca trnyta bnyk darah, ada yg cair, ada yg menggumpal. Sy kumur pke obat kumur, tp smpe skg msh aja keluar. Sy jd bgung mbak. Dan males mau konsul ke klinik itu lg. Pdhl kliniknya lmyn terkenal. Mdg diapain ya mbak ni gigi?
ReplyDeleteMungkin bisa pakek perasan air jeruk nipis yang ditempel pakek kapas...
DeleteMungkin bisa pakek perasan air jeruk nipis yang ditempel pakek kapas..
ReplyDeletelg kejadian sama saya sekarang. tapi bukan krn scaling atau apapun, ga diapa2in, bahkan gigi sebelah situ gak pernah dipake ngunyah, tiba2 pendarahan sampe skrg udah terhitung 4 jam & blm berhenti.
ReplyDeletemungkin ada yang iritasi atau keadaan gusinya lagi tidk sehat, Kak?
DeleteSemoga cepat pulih yaa
Aku jg begitu habis scaling gusi berdarah terus menerus, tpi klo udah keluar darah yg menggupal, berhenti berdarahnya. Emng rasanya ga sakit atau perih sih.
ReplyDeleteWah, semoga cepat pulih, ya.
DeleteJangan lupa minum vitamin untuk pendarahannya itu...
Ternyata emang kebanyakan abis di scalling kayak gitu yaa.. saya soalnya kmren juga mengalami hal seperti itu juga 😅😅😅
ReplyDeleteMungkin memang karena banyak gusi yang tidak sehat ya, Kak.
DeleteJadi ngeri ngeri gimana gitu ya kalau scalinng lagi. Huhuhu
Sekarang aku lagi pendarahan juga nih udah dari mlm kmren hmmmm tapi males k dokter lagi. Cape.
ReplyDeleteSaya mengalaminya sekarang kk malah dari kemaren siang sampe pagi ini masih ngalir terus
ReplyDeleteWah, semoga segera berenti ya perdarahannya.
DeleteSudah dilakukan tindakan apa aja emang?
Ni habis scaling sore tadi sampe jm12 mpm masih ngalir terus,sampe lemes krn tekanan darah rendah...sy banyakin minum susu sapi murni buat ngimbangin darah yg terus ngalir...smga besok sudah gk berdarah..aamiin...btw brapa hari km berhenti pendarahan ?
ReplyDeleteSudang langsung berenti di malam itu, Kak.
Delete