Serunya Berwisata ke Cirebon Bersama Big Bird - Cirebon, salah satu kota yang sudah lama sekali ingin aku jamah ini akhirnya benar-benar bisa aku datangi beberapa waktu lalu. Tepatnya hari Sabtu, 22 April 2017. Kunjunganku ke Cirebon juga gak sendirian, yaitu bersama teman-teman Blogger dan Big Bird dari Jakarta.
Menikmati Perjalanan Meski Disambut Kemacetan. Jakarta saat weekday, macet dengan para pekerja menuju kantornya. Jakarta saat weekend, macet dengan orang-orang kondangan dan yang mau pada liburan. Intinya, Jakarta emang macet kapan aja. Huahahah. Perjalanan kami ke Cirebon disambut dengan kemacetan, mulai dari lokasi meeting point, sampai sudah masuk dalam tol. Ini nih yang kadang bikin aku males jalan-jalan ke luar kota. Huhu....
Tapi kali ini beda. Meskipun perjalanan Jakarta - Cirebon kali ini saat long weekend, entah kenapa aku tetap menikmati setiap kilometer yang di lalui. Mungkin karena emang kursi bus Big Bird ini kelewat nyaman kali, ya? Juga AC-nya yang dingin membuatku gak panas dan gersang seperti keadaan di luar sana. Jadi, perjalanan tetap terasa asyik dan menyenangkan, meskipun di balik jendela terlihat mobil sedang "parkir bebas" di sepanjang jalan.
Dalam perjalanan, aku melihat banyak sekali kendaraan mobil biru bertuliskan Blue Bird Group. Ah, iya. Blue bird ini kan emang bener-bener terkenal, ya. Jadi gak heran kalau dia jadi transportasi kepercayaan banyak orang. Apalagi Blue Bird Grup juga sudah berdiri sejak tahun 1965. Sampai sekarang pun, tahun 2017, Blue Bird semakin fokus untuk membalas kepercayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan-pelayanan yang terpercaya dan terbaik untuk para penggunanya.
Melamun soal Blue Bird Group yang makin terpercaya, aku akhirnya, beberapa KM di Tol Jakarta - Cikampek, kami benar-benar merasakan nikmatnya jalan tol. (Read: Lancar tanpa macet)
Dimulai dengan kulineran
Kunjungan kami ke Cirebon dimulai dengan kulineran atau makan siang di Nasi Jamblang Ibu Nur. Jujur sih, aku baru pertama kali dengar nama tempat ini. Tapi, dari yang kulihat, ternyata tempat ini sangat diminati pengunjung dari dalam maupun luar daerah.
Kalau menurutku, rumah makan ini juga cukup unik. Dengan konsep yang sederhana, kita yang mau makan bisa bebas memilih makanan apa yang kita inginkan. Piring yang dibalut daun, diberikan nasi dan sambal oleh pelayannya, setelah itu, kita tinggal pilih mau makan apa. Tapi jangan lupa, budayakan antre, yak! Dan sabar, emang antriannya cukup panjang bah ngantre sembako, tapi di sini ada 2 barisan yang bisa kita pilih, lalu di ujungnya, ada Mbak Kasir yang akan menghitung biaya makanan yang harus kita bayar. Untuk harga, aku rasa masih batas wajarnya, tuh.
Karena aku gak terlalu suka kulineran dan gak suka makanan pedes juga, aku cuma ngambil makanan ini. Nasi putih, telur goreng, telur puyuh, pekedel dan pepeas ayam. Nah, pepes ayam yang aku pilih ini ternyata pedes.Tapi karena pas nyobain rasanya enak banget, tetap aku makan pelan-pelan walau akhirnya bener-bener kepedesan. MUehehe........
Ohiya, Gengs... Sebelum makan di Nasi Jamblang Ibu Nur, aku terfokus sama gambar di atas ini nih. Iyaps, MANISAN MANGGA. Maklumlah, wanita yang satu ini emang suka nganu kalau liat manisan-manisan. Harga jualnya cukup murah, 3 pcs cuma Rp. 20.000 aja. Pas dimakan, rasanya wah banget gitu. Potongan-potongan mangga ini empuk bah mangga aslinya. Cuma emang ditambah gula sebagai pemanisnya. Yang namanya manisan udah pasti rasanya manis. Tapi kalau menurutku, takarannya masih manis biasa tanpa campuran pemanis yang kebangetan, alias gak "nyeleket" manisnya. Bapak ini menjajakan manisannya dekat lahan parkir bus Big Bird kami.
Kalau makan siang tadi di Nasi Jamblang Ibu Nur, makan sore kami menikmati Empal Gentong H. Apud Cirebon
Apa sih Eppal Gentong? Jujur sih, aku juga sebelumnya gak tau. Ya kan dibilang, aku gak hobi kulineran. Wkwkw..... Tapi, setelah disajikan empal gentong ini, aku baru tau kalau ini adalah soto daging. Maksud dari empal gentong itu adalah soto yang dimasak di gentong besar.
Rasanya gimana?
Tempat ini juga lumayan lumayan rame pengunjung. Tapi bersyukur, tempatnya cukup, atau bahkan sangat luas. Tempatnya juga selayaknya rumah makan yang seperti restoran. Ada kursi, meja dan ada buat rombongan juga. Jadi kita bisa makan bareng-bareng dalam 1 barisan meja.
Gak hanya kulineran, kami juga berkunjung ke tempat hits di Cirebon
Meluncur ke Keraton Kasepuhan Cirebon
Setelah makan siang di Nasi Jamblang Ibu Nur, Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi lokasi kunjungan kami selanjutnya. Ini nih yang tempat selama ini aku incar. Sejarah islam tersimpan di tempat ini.
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan "rumah" atau istana para kasepuhan Cirebon yang berkerajaan Islam. Konon katanya, tempat ini masih sangat terjaga keasliannya. Hanya saja ada beberapa bangunan baru atau hasil perbaikan karena keasliannya sudah tidak bisa "diselamatkan" lagi.
Di Keraton Kasepuhan Cirebon, kami mengunjungi banyak lokasi tempat-tempat yang dulunya menjadi kehidupan sultan-sultan beserta keluarganya. Salah satunya adalah sebuah pendopo yang dulunya digunakan untuk menjadi tempat duduk sultan dan keluarga dalam upacara dan berbagai kegiatan kerajaan.
Bangunan di pendopo ini masih asli dan terjaga. Kayu-kayu jati dengan ukiran cantik ini masih terjaga keasliannya sejak jalam Kesultanan Cirebon. Kecuali lantainya, ya.
Untuk menjaga bangunan pendopo dengan kayu jati ini, setiap malam jumat, selalu di adakan pembakaran menyan yang asapnya diarahkan pada atap-atap pendopo. Konon katanya, ini bisa menjaga kayu tetap kuat dan tidak rapuh atau tidak di makan rayap.
Di pendopo ini, kita akan dibimbing oleh pemandu lokal untuk menjelaskan nama-nama tempat sekaligus sejarah yang ada di Keraton ini. Sang pemandu juga menjelaskan dengan sangat detail, jadi kita bisa tau banyak tentang, Gaes!
Dalam keraton ini, ada banyak titik lokasi yang harus kita kunjungi, misalnya saja Museum lukisan koleksi kerajaan. Di museum ini menyajikan banyak lukisan-lukisan yang sangat cantik. Ada pula lukisan kaca yang sungguh memesona. Lukisan-lukisan ini tidak hanya menjadi pajangan, tapi bisa kita beli juga karena memang di jual.
Ada pula museum kereta Barong. Kereta ini digunakan hanya saat acara-acara besar kejaraan. Saat kereta ini berjalan, sayap-sayap itu akan menggepak seperti sayap burung dan sedang terbang
Selain itu juga, ada Museum Benda Kuno yang menyimpan barang-barang saat masa kerajaan Ada alat musik, alat makan, senjata-senjata dan barang-barang lainnya.
Tempat terakhir yang menjadi kunjungan kami di sini adalah Sumur Agung. Di sini, airnya sangat jernih dan airnya tetap penuh sejak dulu sampai sekarang. Konon katanya, dengan cuci muka atau mandi dengan air ini, kita bisa didekatkan dengan jodoh dan terhindar dari ilmu teluk.
Gak mau lewatin kesempatan ini, aku langsung cus ke lokasi buat cuci muka. Airnya emang seger banget, Gaes!
Keraton ini sangat direkomendasikan untuk lebih mengenal sejarah islam. Namun, ada yang aku sayangkan di sini, karena banyak sekali "pungutan liar". Padahal, usia mereka masih sehat dan segar bugar. Seharusnya mereka bisa mencari nafkah dengan bekerja.
Waktu sudah semakin sore
Setelah menelusuri Keraton Kasepuhan, kami makan sore di Empal Gentong Hj. Apud tadi. Ceritanya ada di bagian atas, ya. Setelah itu, kita lanjut beli oleh-oleh makanan khas Cirebon dan ke kawasan Batik Trusmi.
Batik Trusmi
Batik Trusmi merupakan kawasan berbelanja batik khas Cirebon. Di sini, berbagai model batik tersedia dengan harga yang bervariasi juga. Dari yang murah sampai yang jutaan, semuanya ada.
Batik Trusmi ini sangat terkenal di Cirebon, lho. koleksinya juga sangat lengkap. Gak hanya baju, celana, atau rok batik, tapi ada juga tas, dompet, sarung, sajadah dan beberapa barang lain dengan batik.
Datang ke sini, bisa bikin khilaf kalau gak jaga diri. Karena barang-barangnya emang bagus dan terjangkau. Bikin kita mau ini, mau itu, dan mau semuanya. HUahahha........
Puas berbelanja, kita langsung OTW kembali ke Jakarta karena waktu juga sudah semakin malam.
Sebelum on the way, Pak Supir juga mengingatkan untuk memerhatikan barang bawaan dan teman-teman sekitar agar gak ketinggalan. Perhatian sekali ya, Pak Supir ini. Hehhehe
Perjalanan singkat bersama teman-teman dengan bus big bird ini memang menyenangkan sekali. Aku menikmati setiap km yang kami lalui. Gak heran sih, ya, karena blue bird group ini kan nomor 1 di hati banyak orang. Terpercaya pula.
Jakarta - Cirebon - Jakarta kami nikmati dengan suka cita. Bahkan sampai kembali ke rumah, pukul 12 malam. Gak terasa banget tuh, tau-tau udah di Jakarta lagi. HUhuhu....
Akhir kata, semoga bisa mendapat kesempatan jalan-jalan bersama teman-teman dengan bus Big Bird yang nyaman ini.
Dimulai dengan kulineran
Kunjungan kami ke Cirebon dimulai dengan kulineran atau makan siang di Nasi Jamblang Ibu Nur. Jujur sih, aku baru pertama kali dengar nama tempat ini. Tapi, dari yang kulihat, ternyata tempat ini sangat diminati pengunjung dari dalam maupun luar daerah.
Gak hanya kami penganjung dari Jakarta, ada barisan mobil berjejer panjang dengan plat B yang terparkir manis dilahan parkir Nasi Jamblang Ibu Nur. Bahkan bukan hanya mobil pribadi yang ada di sana, tapi bus-bus pariwisata yang membawa rombongan gak mau kalah juga. Gak usah dibayangin deh ramenya kayak apa. Wkwkwk
Kalau menurutku, rumah makan ini juga cukup unik. Dengan konsep yang sederhana, kita yang mau makan bisa bebas memilih makanan apa yang kita inginkan. Piring yang dibalut daun, diberikan nasi dan sambal oleh pelayannya, setelah itu, kita tinggal pilih mau makan apa. Tapi jangan lupa, budayakan antre, yak! Dan sabar, emang antriannya cukup panjang bah ngantre sembako, tapi di sini ada 2 barisan yang bisa kita pilih, lalu di ujungnya, ada Mbak Kasir yang akan menghitung biaya makanan yang harus kita bayar. Untuk harga, aku rasa masih batas wajarnya, tuh.
Ohiya, Gengs... Sebelum makan di Nasi Jamblang Ibu Nur, aku terfokus sama gambar di atas ini nih. Iyaps, MANISAN MANGGA. Maklumlah, wanita yang satu ini emang suka nganu kalau liat manisan-manisan. Harga jualnya cukup murah, 3 pcs cuma Rp. 20.000 aja. Pas dimakan, rasanya wah banget gitu. Potongan-potongan mangga ini empuk bah mangga aslinya. Cuma emang ditambah gula sebagai pemanisnya. Yang namanya manisan udah pasti rasanya manis. Tapi kalau menurutku, takarannya masih manis biasa tanpa campuran pemanis yang kebangetan, alias gak "nyeleket" manisnya. Bapak ini menjajakan manisannya dekat lahan parkir bus Big Bird kami.
Kalau makan siang tadi di Nasi Jamblang Ibu Nur, makan sore kami menikmati Empal Gentong H. Apud Cirebon
Rasanya gimana?
Tempat ini juga lumayan lumayan rame pengunjung. Tapi bersyukur, tempatnya cukup, atau bahkan sangat luas. Tempatnya juga selayaknya rumah makan yang seperti restoran. Ada kursi, meja dan ada buat rombongan juga. Jadi kita bisa makan bareng-bareng dalam 1 barisan meja.
Gak hanya kulineran, kami juga berkunjung ke tempat hits di Cirebon
Meluncur ke Keraton Kasepuhan Cirebon
Setelah makan siang di Nasi Jamblang Ibu Nur, Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi lokasi kunjungan kami selanjutnya. Ini nih yang tempat selama ini aku incar. Sejarah islam tersimpan di tempat ini.
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan "rumah" atau istana para kasepuhan Cirebon yang berkerajaan Islam. Konon katanya, tempat ini masih sangat terjaga keasliannya. Hanya saja ada beberapa bangunan baru atau hasil perbaikan karena keasliannya sudah tidak bisa "diselamatkan" lagi.
Di Keraton Kasepuhan Cirebon, kami mengunjungi banyak lokasi tempat-tempat yang dulunya menjadi kehidupan sultan-sultan beserta keluarganya. Salah satunya adalah sebuah pendopo yang dulunya digunakan untuk menjadi tempat duduk sultan dan keluarga dalam upacara dan berbagai kegiatan kerajaan.
Bangunan di pendopo ini masih asli dan terjaga. Kayu-kayu jati dengan ukiran cantik ini masih terjaga keasliannya sejak jalam Kesultanan Cirebon. Kecuali lantainya, ya.
Untuk menjaga bangunan pendopo dengan kayu jati ini, setiap malam jumat, selalu di adakan pembakaran menyan yang asapnya diarahkan pada atap-atap pendopo. Konon katanya, ini bisa menjaga kayu tetap kuat dan tidak rapuh atau tidak di makan rayap.
Di pendopo ini, kita akan dibimbing oleh pemandu lokal untuk menjelaskan nama-nama tempat sekaligus sejarah yang ada di Keraton ini. Sang pemandu juga menjelaskan dengan sangat detail, jadi kita bisa tau banyak tentang, Gaes!
Ada pula museum kereta Barong. Kereta ini digunakan hanya saat acara-acara besar kejaraan. Saat kereta ini berjalan, sayap-sayap itu akan menggepak seperti sayap burung dan sedang terbang
Selain itu juga, ada Museum Benda Kuno yang menyimpan barang-barang saat masa kerajaan Ada alat musik, alat makan, senjata-senjata dan barang-barang lainnya.
Tempat terakhir yang menjadi kunjungan kami di sini adalah Sumur Agung. Di sini, airnya sangat jernih dan airnya tetap penuh sejak dulu sampai sekarang. Konon katanya, dengan cuci muka atau mandi dengan air ini, kita bisa didekatkan dengan jodoh dan terhindar dari ilmu teluk.
Gak mau lewatin kesempatan ini, aku langsung cus ke lokasi buat cuci muka. Airnya emang seger banget, Gaes!
Keraton ini sangat direkomendasikan untuk lebih mengenal sejarah islam. Namun, ada yang aku sayangkan di sini, karena banyak sekali "pungutan liar". Padahal, usia mereka masih sehat dan segar bugar. Seharusnya mereka bisa mencari nafkah dengan bekerja.
Waktu sudah semakin sore
Setelah menelusuri Keraton Kasepuhan, kami makan sore di Empal Gentong Hj. Apud tadi. Ceritanya ada di bagian atas, ya. Setelah itu, kita lanjut beli oleh-oleh makanan khas Cirebon dan ke kawasan Batik Trusmi.
Batik Trusmi
Batik Trusmi merupakan kawasan berbelanja batik khas Cirebon. Di sini, berbagai model batik tersedia dengan harga yang bervariasi juga. Dari yang murah sampai yang jutaan, semuanya ada.
Batik Trusmi ini sangat terkenal di Cirebon, lho. koleksinya juga sangat lengkap. Gak hanya baju, celana, atau rok batik, tapi ada juga tas, dompet, sarung, sajadah dan beberapa barang lain dengan batik.
Puas berbelanja, kita langsung OTW kembali ke Jakarta karena waktu juga sudah semakin malam.
Sebelum on the way, Pak Supir juga mengingatkan untuk memerhatikan barang bawaan dan teman-teman sekitar agar gak ketinggalan. Perhatian sekali ya, Pak Supir ini. Hehhehe
Perjalanan singkat bersama teman-teman dengan bus big bird ini memang menyenangkan sekali. Aku menikmati setiap km yang kami lalui. Gak heran sih, ya, karena blue bird group ini kan nomor 1 di hati banyak orang. Terpercaya pula.
Jakarta - Cirebon - Jakarta kami nikmati dengan suka cita. Bahkan sampai kembali ke rumah, pukul 12 malam. Gak terasa banget tuh, tau-tau udah di Jakarta lagi. HUhuhu....
Akhir kata, semoga bisa mendapat kesempatan jalan-jalan bersama teman-teman dengan bus Big Bird yang nyaman ini.
Kapan² boleh dicoba juga nih Big Bird..gak ada foto interiornya mba?
ReplyDeleteCirebon itu aku biasanya beli sirop yg rasa pisang itu enak mba
Cirebon banyak titik yang bisa dikunjungi, Makanannya juga enak enak dan super menarik. tapi yang paling penting, kendaraannya dong. harus aman dan nyaman
ReplyDeleteWooouh, nunuy ikutan juga acara ini. Semangat pastinya, ya. Saya pun pengen ikut, cuma ga ada izin dari bapak bos di rumah.
ReplyDeleteAsyik banget perjalanannya Mba Nurri
ReplyDeletePertama puasa dikasi pandangan makanan yang melezatkan mulut rasanya mantap bener.
btw, aku juga pingin manisann mangganya itu, hheee
udah lama juga gak main ke Cirebon :D, tiap ke Cirebon pasti mampir ke rumah makan cuman untuk makan NAsi Jamblang. Cuman baru tau Nasi Jamblang Ibu Nur, kayanya wajib melipir juga kalo ngetrip ke Cirebon lagi :D
ReplyDeleteBatik Trusmi emang bagus kualitasnya, harganya juga terjangkau. Jadi mau jalan-jalan ke Cirebon juga, siapa tahu diajak Bigbird juga suatu saat.
ReplyDeleteJadi inget dulu pas ke sana isinya makan makan dan makannn ... Terakhir belanja batik haha!
ReplyDeleteAda typo.. eppal harusnya empal. Eniwei enak kan empal hehe
ReplyDeleteEmpal gentong itu asli Cirebon ya?? Baru tahuu... Aku tertarik sama Nasi Jamblangnya. Kayaknya enakk
ReplyDeleteSeruuu jalan2nya
ReplyDeleteEntah kenapa air2 di tpt sejarah rasanya seger. Kalau aku tertarik sama batik dan keretanya
Ya ampun mupeng banget itu tasnya 😍😍😍
ReplyDeleteKeraton modelnya kaya di Jawa Tengah. Musium benda kunonya cuma bs dilihat gak boleh dimainin pasti
ReplyDeleteSeru bgt mba nuri, aku iri ini judulnh. Udah lama pengen ke Cirebon, gda teman yg mau kesana, aku kalo sendirian gk dibolehin sm orgtua.
ReplyDeletePdhal aku penasaran sam keraton kasepuhan Cirebon.
Ehh ternyata ada kuliner yg nghits juga disna, ahh semoga bisa kesana suatu saat.
Wah mba nunuy jalan jalan ke cirebon nih bis yang digunakan pasti nyaman ya untuk perjalanan ke cirebonnya. Awas khilaf di tempat perbekanjaan mba
ReplyDeleteWah...baru tau kalo big bird masih satu grup sama Blue Bird.
ReplyDeleteHiihhi..noraknya.
Aku dulu sempat 3 tahun di Cirebon. Sayangnya, jaman dulu belum kenal nge-blog. Jadi gak terukir sama sekali kenangan-kenangan manis itu.
Ini aku kangen semua.
Dari mulai sega jamblang, batik trusmi, keraton...heuu~
Haji Apud tuh paling enak banget empal nya. Cirebon tuh paling seru liburan ke sana.
ReplyDeleteAh, lama. Ayo sini buru ke Solo sama Tiwi. Kamu bawa kekasih juga tapi. Kulineran siap. Wisata alam siap. Wisata sejarah siap. Mau apa lagi? Buruan. Nggak di situ-situ doang mainnya.
ReplyDelete*padahal pengen ke Cirebon juga ngemil manisan mangga. hahahaa.
Serunyaaa
ReplyDeleteAku ngiriiiii
PAs itu aku cancel krn suami hrs keluar kota. Terima kaish ceritanya mbak, moga kapan2 bisa ke Cirebon jg, jd tau lokasi2 mana yg sebaiknya dikunjungi TFS
Masi lum muncul nih komen2 nya yaaa.. eh ini kapan yaa. mau dong sesekali ikutan nyobaa...
ReplyDeleteSeru! Udah lama banget aku ga main ke Cirebon. Jadi pengen minta diajak ke Cirebon juga. (duh latah...) Kurang lama, Nur. Harusnya nginep. Biar ke keratonnya lengkap, ada 3 keraton di Cirebon.
ReplyDeletewisata sejarah dan memperkanalkan sejarah pada wisatawan merupakan daya tarik yang bagus juga ya
ReplyDelete