Di antara masjid dan gereja
Kami berpisah menuju kedamaian kami masing-masing
Jika waktu lalu dia hanya menunggu kusholat, hari itu kami beribadah bersama
meski di tempat yang berbeda
Ah, iya. Sampai saat ini, moment itu selalu terbayang jelas dalam ingatanku. Moment beberapa tahun lalu dimana aku dan dia bisa beribadah bersama meski di tempat yang berbeda. Hari itu, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral menjadi tempat bersejarah dalam pertemanan kami.
Berbeda, itulah yang mungkin orang pikirkan tentang kami berdua. Namun karena pengertian, pemahaman dan adanya rasa toleransi membuat kami tetap terlihat sama, satu dalam menjalin hubungan persaudaraan sebagai rakyat Indonesia. Tidak membeda-bedakan, itulah yang seharusnya kita tanam dalam diri kita masing-masing.
Berbeda, itulah yang mungkin orang pikirkan tentang kami berdua. Namun karena pengertian, pemahaman dan adanya rasa toleransi membuat kami tetap terlihat sama, satu dalam menjalin hubungan persaudaraan sebagai rakyat Indonesia. Tidak membeda-bedakan, itulah yang seharusnya kita tanam dalam diri kita masing-masing.
Sebagai warga negara dengan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan dan Pancasila sebagai ideologi dasar negara Indonesia memang selayaknya harus dijunjung tinggi, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila begitu penting kita terapkan dalam berbangsa dan bernegara.
Kelima rumusan yang terkandung dalam Pancasila memiliki nilai leluhur yang menciptakan kesatuan dan persatuan bagi para pemeluknya.
Saya Indonesia, Saya Pancasila. Masih ingat slogan yang sempat menjadi Tranding saat Hari Lahir nya Pancasila? Jujur, aku sangat suka dengan slogan tersebut. Sebuah kalimat yang menyadarkan bahwa kita adalah warga Indonesia dengan Pancasila sebagai Ideologinya. Apalagi, sebagian besar penggiatnya adalah Muda-mudi anak bangsa.
Aku ingat betul, semasa belajar di sekolah, Ibu dan Bapak Guru selalu mengajarkan untuk selalu mengamalkan kelima dasar Pancasila dalam kehidupan kita. Dan demi tertanamnya nilai-nilai tersebut, setiap ucapara hari Senin selalu dibacakan kelima sila Pancasila.
Ah, iya. Aku ingat, beberapa kali pernah membacakannya di hadapan teman-teman saat di lapangan upacara.
Kita harus percaya dan bertakwa kepada Tuhan YME sesuai kepercayaan kita masing-masing. Menuruti segala perintahnya, dan menjauhi segala larangannya. Termasuk pula saling menghormati segala bentuk kepercayaan, dan tidak memaksakan suatu kepercayaan kepada oranglain. Seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila pertama Pancasila,
Dalam Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, kita diingatkan untuk selalu adil dalam persamaan hak dan derajat. Tidak semena-mena karena kita harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang sesama warga negara. Terpenting lagi, kita juga harus mempunyai tenggang rasa dan aktif dalam kegiatan sosial. Adab yang baik adalah abad seorang warga negara yang baik pula.
Indonesia adalah negara yang satu. Walaupun berbeda-beda suku, agama, kepentingan dan kepercayaan, kita harus tetap bersatu dalam satu tujuan untuk menggapai kerukunan karena dalam sila ketiga Pancasila kita menjunjung tinggi Persatuan Indonesia.
Persatuan yang utuh tidak begitu saja didapat dengan mudah. Salah satunya dengan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan seperti sila keempat dalam Pancasila. Sila keempat ini mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Dalam mengambil keputusan, harus pula didasari dengan permusyawahan untuk menciptakan mufakat yang diliputi dengan kekeluargaan. Keputusan yang diambil juga harus dipenuhi dengan pertanggungjawaban kepada negara dan Tuhan YME.
Pada sila kelima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Kita rakyat negara Indonesia maupun pemimpinnya harus mampu berbuat adil dalam hak sosial. Rela menolong sesama manusia, dan tidak pernah membeda-bedakan, apalagi sampai merugikan oranglain. Hakikatnya, keadilan sosial adalah hak seluruh rakyat Indonesia.
Demi tertanamnya nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia, Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP PIP menyelenggarakan Festival Prestasi Indonesia di Jakarta Convention Center, esok, pada tanggal 21-22 Agustus 2017 yang juga dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72.
Dalam kutipannya, kepala UKP-Pancasila, Bapak Yudi Latif mengatakan bahwa Penyelenggaraan Festival Prestasi Indonesia merupakan gagasan UKP-Pancasila yang ingin mencoba mengarusutamakan visi sejarah yang lebih optimis dengan ikut membangun tradisi mengapresiasi kinerja positif dan prestasi 72 putra-putri bangsa.
Buat kamu yang ingin mengetahui acara ini, kamu bisa pantau media sosial UKP-Pancasila di Facebook Page Gen Pancasila, Twitter @ukp_pancasila , dan Instagram @ukp_pancasila
72 putra-putri bangsa yang menjadi icon dalam Festival Prestasi Indonesia adalah mereka yang patut menjadi inspirasi kita untuk terus berjuang, bersatu, dan menjadikan Indonesia Maju.
Salah seorang Icon yang akan diapresiasikan dalam Festival tersebut adalah Bapak Muhammmad Ogun, Seorang Pendaki gunung sekaligus Penyintas kanker. Jiwa pejuang yang ada dalam dirinya tidak menyurutkan semangatnya untuk mencapai puncak-puncak dunia dan mengharumkan nama bangsa meski dengan keterbatasannya. Tak heran jika beliau menjadi salah satu Icon Prestasi Indonesia.
Pancasila adalah sumber Inspirasi Maju. Makanya jangan pernah melupakan nilai-nilai yang tertanam di dalamnya.
Salam Indonesia, Salam Pancasila :)
Suka banget dengan moment yang kamu alami itu, Nuy.
ReplyDeleteTak terlupakan banget deh, Hehhee
DeleteMerdeka!!
ReplyDelete-singkat, padat- 😹😹😹