"Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya."
Sabtu pagi di bulan yang sudah lama berlalu. Hari itu aku dan seorang teman blogger -sebut saja bernama Ka Arief- janjian akan pergi ke suatu tempat. Aku lupa tepatnya kami pergi kemana. Yang pasti, kami janjian di stasiun Manggarai pukul 10.00 pagi, lalu melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan.
Kami janjian beberapa hari sebelum hari sabtu. Tiba hari jumat malam, aku tidak menerima kabar apa-apa dari Ka Arief ini. Nah, malam itu aku mulai bertanya-tanya, "Besok jadi gak ya?" . Tapi pertanyaan itu hanya tersimpan dalam hati saja. Wkwkwkwk..
Hari H, jam 8 pagi saat sedang menyetrika baju, aku mencoba menanyakan perihal janjian kami hari itu.
"Ka, hari ini jadi?" , tanyaku.
Dengan agak heran, dia menjawab pertanyaanku.
"Jadilah, Nuy. Malah aku udah di jalan menuju Manggarai nih. Kalau gak jadi, udah aku kabarin dari semalem kali. "
"Loh, kok gak ngabarin?" - tanyaku lagi.
"Ya, kan yang penting sesuai janji aja. Jam 10 di Manggarai". - Jawabnya.
Setelah mendapat kabar tersebut, tentu aku langsung bersiap dan bergeges menuju stasiun Manggarai.
***
Terbaca seperti hanya cerita biasa, tapi dari cerita janjian hari itu, aku punya pelajaran berharga yang sampai hari masih selalu aku ingat. Ya, itu adalah cerita 2 tahun yang lalu saat aku lagi jaman-jamannya keluyuran hampir setiap hari. Wkwkwkw...
Apa pelajarannya? adalah tentang Menepati Janji.
Pengalamanku janjian dengan teman lain, aku selalu santai (meskipun sudah mendekati/bahkan lewat dari jam janjian) jika belum mendapat kabar konfirmasi Jadi atau Tidak dari teman itu. Karena pengalaman pahitnya, sering kali janjian itu GAGAL begitu saja. Sedih akutu.
Iya, gitu. Misal janjian jam 9 nih. Jam 8 aku udah rapi dan siap berangkat. Lalu gak ada ujan, gak ada angin, 30 menit sebelum jam 9, teman itu mengabarkan kalau janjian kami hari itu batal. Dengan alasan yang kadang jelas, kadang gak jelas.
Bahkan nih, pernah suatu hari teman membatalkan janjinya setelah lewat dari jam kami janjian. KESEL KAN? Yak, sejak saat itu aku benar-benar menganggap santai soal janjian. Dan jujur sih, sering kali aku datang tidak tepat seperti waktu janjian. Karena udah kesel dan terbiasa dengan ke-tidak-tepat-an
Tapi setelah hari itu aku merasa diajarkan untuk menjadi manusia yang menepati ucapan dan bukan menjadi seorang Pengingkar Janji. Iya, Saat itu aku benar-benar sadar bahwa ketika kita berucap "janjian", itu adalah hal besar yang harus ditepati dan dimintai pertanggung jawabannya. Bukan hal main-main yang bisa dibatalkan begitu saja. Misalnya, 2 menit sebelum waktu yang ditentukan baru ngasih kabar kalau gak jadi ketemu/datang. Mending lah ya kalau alasan gak jadi ketemunya karena hal-hal yang tak terduga. Kalau membatalkan janji cuma karena MALES atau alasan klasik lainnya, ya kan set*n banget tuh. Eh, ASTAGHFIRULLAH!
Percaya atau enggak, setelah hari itu pula aku selalu berjanji kepada diriku sendiri untuk selalu berusaha menepati janji. Makanya, dalam kondisi apapun, selama kaki masih bisa melangkah dan badan masih kuat diajak berpergian, aku selalu berusaha untuk menepati janji atau ucapakanku. "Iya, insha allah aku datang hari ini", maka hari itu aku akan berusaha untuk benar-benar datang. Karena aku bukan si pengingkar janji. Kecuali ya, jika kondisi benar-benar tidak memungkinkan aku untuk datang.
Percaya atau enggak, setelah hari itu pula aku selalu berjanji kepada diriku sendiri untuk selalu berusaha menepati janji. Makanya, dalam kondisi apapun, selama kaki masih bisa melangkah dan badan masih kuat diajak berpergian, aku selalu berusaha untuk menepati janji atau ucapakanku. "Iya, insha allah aku datang hari ini", maka hari itu aku akan berusaha untuk benar-benar datang. Karena aku bukan si pengingkar janji. Kecuali ya, jika kondisi benar-benar tidak memungkinkan aku untuk datang.
Perihal Janji dan Ucapan, sebenarnya itu hampir sama. Ketika kita mengucap sesuatu dengan sadar meskipun tanpa bilang "berjanji", menurutku itu hampir sama, alias nyaris seperti janji.
Misalnya kita berucap kepada teman, "Nanti gue beliin lu HP baru deh."
Secara ucapan , memang tidak ada kata Janji di dalamnya, Tapi teman tersebut akan terus mengingat dan menganggap bahwa si anu akan membelikannya dia HP baru. Sadar atau tidak sadar, si teman akan terus berharap dan berharap. Nah, itu. Makanya jangan asal berucap deh. Kwkkww
Sebagai wanita awam, aku masih belum tau sih yang mana termasuk Janji dan bukan Janji. Intinya sih, hati-hati dengan apa yang keluar dari mulut kita. Apalagi jika secara sadar mengucap dan berjanji.
Misalnya kita berucap kepada teman, "Nanti gue beliin lu HP baru deh."
Secara ucapan , memang tidak ada kata Janji di dalamnya, Tapi teman tersebut akan terus mengingat dan menganggap bahwa si anu akan membelikannya dia HP baru. Sadar atau tidak sadar, si teman akan terus berharap dan berharap. Nah, itu. Makanya jangan asal berucap deh. Kwkkww
Sebagai wanita awam, aku masih belum tau sih yang mana termasuk Janji dan bukan Janji. Intinya sih, hati-hati dengan apa yang keluar dari mulut kita. Apalagi jika secara sadar mengucap dan berjanji.
Sekian dan terima kasih sayang
hmm.. saya ada cerita juga tentang janji ini.
ReplyDeletepernah suatu malem, saya dan temen janjian, besonya saya berangkat ke suatu tempat, terus chat ke temen udah sampe mana, eh malah dibales, "lah emang jadi?"
emang org indo kebanyakan kayak gitu ya.. huhu
Haiissshhh,
DeleteIni persis banget kayak janjian aku sma temen pas mau lari pagi. Jam 5 aku udah di lokasi, dan aku tlpn dia gak dijawab2. 1 jam kemudian, tlp aku baru dijawab, trus dengan polosnya dia nanya, "Emang jadi?"
Wkakkwkwkkww
Nunuy luar biasa.. Kamu ada janji gag ya ke aku??
ReplyDeleteHaduhh... haduuuuhhh....
DeleteCoba diingat-ingat.
Seingat aku sih aku gak pernah ada janji ntarktir makan Ka Victor sepuasnya yyaaaa..