Lelah, muak, bosan, jenuh dan segala yang tak enak benar-benar sudah mengepung seluruh pikiranku. Rasanya sudah tak bisa dinego lagi. Satu-satunya jalan yang aku pikirkan saat itu hanya merencanakan segala perubahan agar semuanya lebih baik.
Ya, sebenarnya sudah sejak lama aku "tersiksa batin". Tapi ntah, sepertinya waktu sengaja membuatku untuk mengalah dan mengalah lagi. Menjebakku dalam situasi ini. Dan, ya.. kali ini aku merasa sudah saatnya mengambil tindakan. Memerdekakan hati untuk melepas segala yang telah menjadi beban.
Bercampur aduk antara peperangan hati dan pikiran, aku tak ingin diam. Ya, hari itu, 2 bulan sebelum lebaran, aku mulai merencanakan apa yang ingin aku lakukan. Kuyakinkan hati agar semuanya akan baik-baik saja meskipun keputusanku terbilang sedikit nekad. Dan bulan syawal, atau tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri menjadi moment yang tepat bagiku memulai semua dari baru.
Ya, sebenarnya sudah sejak lama aku "tersiksa batin". Tapi ntah, sepertinya waktu sengaja membuatku untuk mengalah dan mengalah lagi. Menjebakku dalam situasi ini. Dan, ya.. kali ini aku merasa sudah saatnya mengambil tindakan. Memerdekakan hati untuk melepas segala yang telah menjadi beban.
Bercampur aduk antara peperangan hati dan pikiran, aku tak ingin diam. Ya, hari itu, 2 bulan sebelum lebaran, aku mulai merencanakan apa yang ingin aku lakukan. Kuyakinkan hati agar semuanya akan baik-baik saja meskipun keputusanku terbilang sedikit nekad. Dan bulan syawal, atau tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri menjadi moment yang tepat bagiku memulai semua dari baru.
Perasaan Setelah Lebaran
Aku kalah. Rencanaku gagal. Tepat beberapa hari sebelum lebaran
Suatu hal yang besar membuatku harus mengalah pada keadaan (lagi)
Ya, tak ada yang bisa aku lakukan selain tetap tinggal
Perasaan setelah lebaran benar-benar mengejutkan
Ketika persiapanku sudah matang, takdir berkata lain
Kecewa itu pasti
Tak bisa mengikhlaskan masih ada di dalam hati
Tapi kembali, aku tak bisa apa-apa selain melupakan rencana yang aku kira akan sempurna
Amarah masih ada. Tapi harapan sudah lepas begitu saja
Padahal, aku ingin merdeka
Memerdekakan diri dari yang bertahun-tahun menyiksa batin
Aku diamkan hati
Aku harus lupakan
Aku harus ikhlaskan
Ya, Ini pedih
Dan yang paling tak kusangka
Yang kumiliki ternyata lepas juga
Maaf, jika sebuah kehadiran ternyata malah menyusahkan
Aku tak ingin kembali ke 6 Juli,
Terdengar buruk. meskipun sebenarnya ini begitu baik
Dan aku, lagi-lagi belum bisa mengikhlaskan
Sederhana dari yang kutanya
Kenapa ini harus bersamaan?
Bahkan aku belum mampu melupakan harapan yang lepas
Dan sekarang, yang kumiliki ikut terlepas
Ya, mungkin aku memang harus ikhlas. Untuk dua yang terlepas
Aku kalah. Rencanaku gagal. Tepat beberapa hari sebelum lebaran
Suatu hal yang besar membuatku harus mengalah pada keadaan (lagi)
Ya, tak ada yang bisa aku lakukan selain tetap tinggal
Perasaan setelah lebaran benar-benar mengejutkan
Ketika persiapanku sudah matang, takdir berkata lain
Kecewa itu pasti
Tak bisa mengikhlaskan masih ada di dalam hati
Tapi kembali, aku tak bisa apa-apa selain melupakan rencana yang aku kira akan sempurna
Amarah masih ada. Tapi harapan sudah lepas begitu saja
Padahal, aku ingin merdeka
Memerdekakan diri dari yang bertahun-tahun menyiksa batin
Aku diamkan hati
Aku harus lupakan
Aku harus ikhlaskan
Ya, Ini pedih
Dan yang paling tak kusangka
Yang kumiliki ternyata lepas juga
Maaf, jika sebuah kehadiran ternyata malah menyusahkan
Aku tak ingin kembali ke 6 Juli,
Terdengar buruk. meskipun sebenarnya ini begitu baik
Dan aku, lagi-lagi belum bisa mengikhlaskan
Sederhana dari yang kutanya
Kenapa ini harus bersamaan?
Bahkan aku belum mampu melupakan harapan yang lepas
Dan sekarang, yang kumiliki ikut terlepas
Ya, mungkin aku memang harus ikhlas. Untuk dua yang terlepas
Syairnya bagus dan menyentuh hati mbak
ReplyDelete