Gak nyangka sih, sebuah kicauan di Twitter tentang Curhatan pengen ke Pulau Seribu waktu itu mendapat balasan dari Kak @Kening_Lebar yang ternyata akan mengadakan Trip ke Pulau Seribu. Jadi ceritanya , dia ngajakin buat ikut sekalian. Dan dalam postingan ini, aku akan ceritakan Kemah Pertama di Pulau Kotok Kepulauan Seribu pada bulan Mei 2018 lalu.
Ini wow banget lho! Lagi pengen-pengennya, trus ada yang ngajakin. Tapi sayangnya, jadwal trip itu berbarengan dengan rencana perjalanan ke Tegal bersama keluarga. Ini yang akhirnya bikin aku dilema parah. Antara Tegal dan Pulau Seribu. Tapi, setelah menimang-nimang, H-2 trip, akhirnya memutuskan untuk memilih Pulau Seribu untuk menikmati akhir pekan. YEAY, AKHIRNYA JADI!
Btw, Ini adalah trip pertamaku bersama Kak Yos. Sebelum deal untuk ikut, Ka Yos memberikan kalimat-kalimat yang membuatku membayangkan bagaimana nanti saat di sana.
Tapi nih, ada satu hal yang nyaris bikin aku mundur. Nanti makannya gimana? Wkwkw
Bukan, ini bukan masalah nanti di sana bakal ngegembe atau makannya gak enak. Tapi akutuh takut kalau di sana gak bisa makan, karena gak ada makanan, kehabisan makanan dan gak ada yang jual makanan, lalu jadi telat makanan, lemes, trus malah sakit. :(
Ehh tapi, itu pikiran negatip amat, ya?
Gak boleh gitu! Jangan takut dengan apa yang belum tentu terjadi di depan!
Finally, tentu aja aku jadi ikut dan melawan semua prasangka buruk itu. *asyik...
Ini wow banget lho! Lagi pengen-pengennya, trus ada yang ngajakin. Tapi sayangnya, jadwal trip itu berbarengan dengan rencana perjalanan ke Tegal bersama keluarga. Ini yang akhirnya bikin aku dilema parah. Antara Tegal dan Pulau Seribu. Tapi, setelah menimang-nimang, H-2 trip, akhirnya memutuskan untuk memilih Pulau Seribu untuk menikmati akhir pekan. YEAY, AKHIRNYA JADI!
Btw, Ini adalah trip pertamaku bersama Kak Yos. Sebelum deal untuk ikut, Ka Yos memberikan kalimat-kalimat yang membuatku membayangkan bagaimana nanti saat di sana.
Ka Yos: Kamu beneran mau ikut? Nanti kita ngegembel lho, Nuy.Dari semua yang Ka Yos ucapkan, aku merasa fine-fine aja. Ya, meskipun gak ada listrik, gak ada toilet, dan berada di pulau yang tidak ada penduduknya. Insha allah udah siaplah dengan keseruan di sana,
Me: Menurut Ka Yos, ini rekomen gak kalau aku ikut?
Ka Yos: Ya Rekomen aja, tapi kita di sana ngegembel.
Me: Ngegembelnya itu kayak apa?
Ka Yos: Ya, tidur di tenda, bukan di tempat penginapan/rumah gitu.
Me: Gapapa, aku seneng tidur di tenda. Ngecamp gitu kan
Ka Yos: Nanti makan seadanya
Me: Ya, gapapa, yang penting makan
Ka Yos: Gak ada lampu, nanti pake pencahayaan seadanya. Jangan lupa bawa tissu basah juga.
Me: Buat apa?
Ka Yos: Buat Pipis, nanti di sana gak ada toilet. Pipisnya di semak-semak
Me: Oke. *meskipun agak kaget*
Tapi nih, ada satu hal yang nyaris bikin aku mundur. Nanti makannya gimana? Wkwkw
Bukan, ini bukan masalah nanti di sana bakal ngegembe atau makannya gak enak. Tapi akutuh takut kalau di sana gak bisa makan, karena gak ada makanan, kehabisan makanan dan gak ada yang jual makanan, lalu jadi telat makanan, lemes, trus malah sakit. :(
Ehh tapi, itu pikiran negatip amat, ya?
Gak boleh gitu! Jangan takut dengan apa yang belum tentu terjadi di depan!
Finally, tentu aja aku jadi ikut dan melawan semua prasangka buruk itu. *asyik...
Pulau Seribu sudah menjadi pilihanku, dan Keluargaku OTW Tegal Jumat malam. Rumah kosong, dan aku gak berani di rumah sendirian. Wkwkwk. Jumat itu, Aku memutuskan untuk mencari penginapan yang tidak terlalu jauh dari Pelabuhan, supaya bisa tiba di Sunda Kelapa tepat waktu. Karena selain tidak berani di rumah sendirian, waktu tempuh Rumah - Pelabuhan juga lumayan jauh, makanya aku memutuskan mencari penginapan saja. Tentu dengan low budget, ya. Kamar di Airyrooms menjadi pilihanku.
Trus itu nginep sama siapa?
SENDIRIAN lah!
Mohon maap nih, aku tipikal yang berani di luar (asal kamar sepetak), tapi gak berani di rumah sendiri :(
Btw, ada cerita seru saat aku nginap sendirian. Baca ceritanya di sini:
Sabtu Pagi Yang Cerah Menuju Pulau Seribu
Sempat nyasar dan muter-muter untuk menemukan dermaga ke Pulau Seribu, alhamdulillah aku bisa sampai di sana tepat waktu lewat dikit. Ada Ka Yos dan beberapa temannya yang menyambut, juga kapal yang siap membawa kami ke Pulau Seribu. Nah, kapal yang membawa kami tuh kayak macem kapal ferry ukuran sedang gitu, Gengs. Aku gak tau ya namanya apa dan maap gak punya dokumentasi bentuk kapalnya.
Di dalam kapal. kami mendapat tempat istirahat yang bisa leha-leha sambil tiduran. Iya, ada semacam ranjang tidur tingkat dan kasur busa tipis. Perjalanan harus kami lewati hampir 4 jam. Kapal Otw dari Sunda Kelapa sekitar jam 8, dan sampai di Pulau Pramuka sekitar jam 12. Lama, kepala keleyengan dan lumayan bikiin gak betah di dalam kapal, tapi pengalaman pertama yang menyenangkanlah.
Sesampainya di Pulai Pramuka, kami istirahat sejenak sambill makan siang dan melaksanakan sholat dzuhur dulu sebelum OTW ke Pulau Kotok. Nah, di sini aku bersyukur banget. Teman-teman tetap mementingkan makan dan sholat. *eaahh..
Dari Pulau Pramuka juga, kami mempersiapkan segala kelengkapan dan perlengkapan kami selama di Pulau Kotok. Stok makanan seperti nasi, beras, telor, air minum dan beberapa kebutuhan lainnya. Karena kata Ka Yos, di sana gak ada rumah penduduk, apalagi warung. Jadi, semua harus dipersiapkan dari sini.
Kebutuhan sudah lengkap, kami siap berangkat!
Menggunakan kapal kayu, kami siap menuju Pulau Kelor untuk bermalam di sana. Perjalanan lebih kurang setengah jam (kalau gak salah) dengan pemandangan pulau-pulau yang kami lihat dari kejauhan. Kapal berjalan pelan, tanda kami akan sampai. Sebuah pulau indah sudah ada di depan mata. Kapal bersandar, satu persatu dari kami turun.
Ada 2 bangunan yang aku lihat di sini. Satunya seperti rumah penginapan tapi kosong dan tidak terawat. Satunya lagi seperti bekas restoran terbuka (?), banyak kursi-kursi, ada kamar mandi, ada pencahayaan lampu, dan ada orang yan menjaganya. Nah, berhubung ini kali pertama, kami baru tau kalau di sini sudah ada kamar mandi dan pasokan airnya. Alhamdulillah. Gak perlu pipis di semak-semak wkwkwkw
Sesampainya di lokasi, kami langsung mendirikan tenda. Ada Ka Yos dan teman-temannya yang udah mahir bongkar pasang tenda. Kami mendirikan tenda persis di depan bangunan bekas restoran itu atas rekomendasi dari Bapak yang mengantar kami. Jadi lebih dekat dengan kamar mandi, katanya. Tapi sayang, depan tenda kami memang mengarah ke laut, tapi tertutup oleh semak-semak. Huhuhu...
Selesai mendirikan tenda, kami bersiap untuk snorkling yang lokasinya gak terlalu jauh dari Pulau Kotok. Sebenarnya gak ada agenda khusus mau snorkling. Ini benar-benar dadakan dan tentu aku tanpa persiapan. Awalnya berkata tidak karena aku gak bisa berenang juga, tapi akhirnya aku ikutan untuk snorkling, dengan modal nekad dan busana seadanya, pake celana bahan (buat kerja) dan kaos. Wkwkwkw..
Aku yang gak bisa renang ternyata tetap menikmati snorkling ini. Iyalah, kan pake apa itu namanya? Pelampung, ya? Jadi ngambang gitu. wkwkw... Trus juga, ntah gimana ceritanya, aku bisa berenang lumayan jauh dari kapal. Bahkan Ka Ani bilang, "Ah, Nurri, katanya gak bisa berenang, tapi malah ngilang mulu. Renangnya jauh-jauh ke sana." Wkwkwk . Usut punya usut, ternyata air laut yang membuatku bisa demikian.
Di dalam laut, aku melihat banyak penghuni bawah laut. Sensasi pertama snorklingnya berasa banget euy. Seru - seru - seru . Setiap waktu aku nikmati dengan berenang mengelilingi sekitar kapal dan melihat apa saja yang ada di bawah laut. Agak ngeri sih, takut tiba-tiba tenggelam. Tapi malah seru, bawaannya pengen nyebur terus.
Huh, sayangnya aku gak punya dokumentasi pas lagi nyebur nih. Soalnya belum punya HP yang waterproof gitu. *ceritanya sedih...
Meskipun sebenernya belum puas, sekitar jam 5 kurang kami harus kembali ke tenda untuk bersih-bersih dan menyambut malam. Ketika hari semakin gelap, kami mendapat cahaya lampu remang-remang dari bangunan yang ada di dekat kami. Juga lampu senter yang kami bawa.
Gak ada agenda selain berkumpul dan makan malam
Malam di pulau orang. Meskipun sunyi, sepi dan cahaya yang remang, malam itu gak sepi dan tegang-tegang amat. Meskipun baru pertama kali merasakan camp di pinggir pantai, aku sungguh menikmati malam itu. Berkumpul bersama, ngobrol-ngobrol dan makan menu dinner buatan Kakak-kakak, yaitu omelet pake nasi.
Selesai makan, kami masih berkumpul dan ditemani alunan musik dari Kak siapa gitu yang nyetel. Aku gak tau, ya. Gak lama setelah itu, kami yang ciwi-ciwi memutuskan untuk kembali ke tenda, ngobrol-ngobrol lalu tidur.
Pagi hari yang gagal mengabadikan sunrise
Nyenyaknya tidur semalam membuatku harus merelakan pemandangan sunrise. Iya sih, Tidur semalam itu ditemani dengan suara deburan ombak, ayunan dedaunan yang tertiup angin dan hujan. Iya, malam itu hujan turun lumayan deras. Bersyukur tenda kami berada dibawah pohon. Jadi masih aman dan tidak kebocoran.
Bangun tidur, Kakak-kakak mulai menyiapkan menu sarapan untuk kami santap. Ada Ka Ani yang berposisi sebagi koki. Dan sisanya tim hore yang ngebantu sedikit-sedikit. Ketika Nasi Goreng sosis alakadarnya telah siap, kami breakfast layaknya disebuah saung mahal yang menyajikan pemandangan laut nan indah yang berada dekat tenda. Uwuw~
Kami makan di sini...
Selesai makan, kami langsung berbenah untuk kembali ke daratan Jakarta.
Eh, iya. Sebelum diantar ke Pulau Pramuka untuk melanjutkan perjalanan ke Muara Angke, kami diajak mampir ke Pulau Semak Daun dan juga mengunjungi Penangkaran Hiu. Nah,kamu harus tau juga ya kalau di Pulau seribu tuh ada penangkaran hiu. Jadi, kita bisa liat anak-anak hiu di sini.
Dari Penangkaran Hiu, kami melanjutkan perjalanan lagi.
Sayangnya nih, kapal ke Muara Angke belum datang, jadi setelah sampai di Pulau Pramuka, kami juga menyempatkan diri mampir ke Taman Nasional Kepulauan Seribu. Di sini, kita akan disuguhkan pemandangan laut yang indah dan ada Taman Mangrove nya juga.
Kembali ke Daratan Jakarta
Kapal yang kami yang kami tunggu telah tiba. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Muara Angke. Nah, karena kapal nya tingkat 2, kami memilih di lantai 2 untuk bersantai bisa sambil tiduran itu.
Dalam perjalanan pulang, ada pengalaman yang sungguh-sungguh sulit dilupakan juga. Ya, ini pertamakalinya ngalamin terombang-ambing dengan ombak yang cukup tinggi. Rasanya tuh, ngeri banget kapalnya terbalik dan tenggelam. Huh.. Tai alhamdulillah masih dalam lindunganNya. Kami selamat sampai rumah.
Ahh, iya. Ini Kemah Pertama di Pulau Kotok Kepulauan Seribu sekaligus perjalanan yang sangat mengesankan.
Btw, aku juga punya video singkatnya nih. Semoga bisa menghipnotis kamu buat jalan-jalan ke sini juga ;D
Terakhir nih,
Masih inget kan aku nyaris mengundurkan diri karena udah ketakutan karena takut gak bisa makan dan kelaperan gara-gara Ka Yos bilang, di sana kita bakal ngegembel?
Yak, ternyata pikiran negatif itu jauh banget dengan kenyataan dan apa yang aku rasakan selama di sana. Pokoknya, perjalanan ini berlalu dengan sangat menyenangkan~
Trus, kamu kapan ke sini sama aku? Kita kemah bareng!
Trus itu nginep sama siapa?
SENDIRIAN lah!
Mohon maap nih, aku tipikal yang berani di luar (asal kamar sepetak), tapi gak berani di rumah sendiri :(
Btw, ada cerita seru saat aku nginap sendirian. Baca ceritanya di sini:
Pengalaman Duka di Airy Taman Sari Mangga Besar Sebelas 36 Jakarta
Sabtu Pagi Yang Cerah Menuju Pulau Seribu
Sempat nyasar dan muter-muter untuk menemukan dermaga ke Pulau Seribu, alhamdulillah aku bisa sampai di sana tepat waktu lewat dikit. Ada Ka Yos dan beberapa temannya yang menyambut, juga kapal yang siap membawa kami ke Pulau Seribu. Nah, kapal yang membawa kami tuh kayak macem kapal ferry ukuran sedang gitu, Gengs. Aku gak tau ya namanya apa dan maap gak punya dokumentasi bentuk kapalnya.
Di dalam kapal. kami mendapat tempat istirahat yang bisa leha-leha sambil tiduran. Iya, ada semacam ranjang tidur tingkat dan kasur busa tipis. Perjalanan harus kami lewati hampir 4 jam. Kapal Otw dari Sunda Kelapa sekitar jam 8, dan sampai di Pulau Pramuka sekitar jam 12. Lama, kepala keleyengan dan lumayan bikiin gak betah di dalam kapal, tapi pengalaman pertama yang menyenangkanlah.
Sesampainya di Pulai Pramuka, kami istirahat sejenak sambill makan siang dan melaksanakan sholat dzuhur dulu sebelum OTW ke Pulau Kotok. Nah, di sini aku bersyukur banget. Teman-teman tetap mementingkan makan dan sholat. *eaahh..
Dari Pulau Pramuka juga, kami mempersiapkan segala kelengkapan dan perlengkapan kami selama di Pulau Kotok. Stok makanan seperti nasi, beras, telor, air minum dan beberapa kebutuhan lainnya. Karena kata Ka Yos, di sana gak ada rumah penduduk, apalagi warung. Jadi, semua harus dipersiapkan dari sini.
Kebutuhan sudah lengkap, kami siap berangkat!
Menggunakan kapal kayu, kami siap menuju Pulau Kelor untuk bermalam di sana. Perjalanan lebih kurang setengah jam (kalau gak salah) dengan pemandangan pulau-pulau yang kami lihat dari kejauhan. Kapal berjalan pelan, tanda kami akan sampai. Sebuah pulau indah sudah ada di depan mata. Kapal bersandar, satu persatu dari kami turun.
Ada 2 bangunan yang aku lihat di sini. Satunya seperti rumah penginapan tapi kosong dan tidak terawat. Satunya lagi seperti bekas restoran terbuka (?), banyak kursi-kursi, ada kamar mandi, ada pencahayaan lampu, dan ada orang yan menjaganya. Nah, berhubung ini kali pertama, kami baru tau kalau di sini sudah ada kamar mandi dan pasokan airnya. Alhamdulillah. Gak perlu pipis di semak-semak wkwkwkw
Sesampainya di lokasi, kami langsung mendirikan tenda. Ada Ka Yos dan teman-temannya yang udah mahir bongkar pasang tenda. Kami mendirikan tenda persis di depan bangunan bekas restoran itu atas rekomendasi dari Bapak yang mengantar kami. Jadi lebih dekat dengan kamar mandi, katanya. Tapi sayang, depan tenda kami memang mengarah ke laut, tapi tertutup oleh semak-semak. Huhuhu...
Pemandangan Dari sudut kiri depan Tenda |
Aku yang gak bisa renang ternyata tetap menikmati snorkling ini. Iyalah, kan pake apa itu namanya? Pelampung, ya? Jadi ngambang gitu. wkwkw... Trus juga, ntah gimana ceritanya, aku bisa berenang lumayan jauh dari kapal. Bahkan Ka Ani bilang, "Ah, Nurri, katanya gak bisa berenang, tapi malah ngilang mulu. Renangnya jauh-jauh ke sana." Wkwkwk . Usut punya usut, ternyata air laut yang membuatku bisa demikian.
Di dalam laut, aku melihat banyak penghuni bawah laut. Sensasi pertama snorklingnya berasa banget euy. Seru - seru - seru . Setiap waktu aku nikmati dengan berenang mengelilingi sekitar kapal dan melihat apa saja yang ada di bawah laut. Agak ngeri sih, takut tiba-tiba tenggelam. Tapi malah seru, bawaannya pengen nyebur terus.
Huh, sayangnya aku gak punya dokumentasi pas lagi nyebur nih. Soalnya belum punya HP yang waterproof gitu. *ceritanya sedih...
Meskipun sebenernya belum puas, sekitar jam 5 kurang kami harus kembali ke tenda untuk bersih-bersih dan menyambut malam. Ketika hari semakin gelap, kami mendapat cahaya lampu remang-remang dari bangunan yang ada di dekat kami. Juga lampu senter yang kami bawa.
Gak ada agenda selain berkumpul dan makan malam
Malam di pulau orang. Meskipun sunyi, sepi dan cahaya yang remang, malam itu gak sepi dan tegang-tegang amat. Meskipun baru pertama kali merasakan camp di pinggir pantai, aku sungguh menikmati malam itu. Berkumpul bersama, ngobrol-ngobrol dan makan menu dinner buatan Kakak-kakak, yaitu omelet pake nasi.
Selesai makan, kami masih berkumpul dan ditemani alunan musik dari Kak siapa gitu yang nyetel. Aku gak tau, ya. Gak lama setelah itu, kami yang ciwi-ciwi memutuskan untuk kembali ke tenda, ngobrol-ngobrol lalu tidur.
Pagi hari yang gagal mengabadikan sunrise
Nyenyaknya tidur semalam membuatku harus merelakan pemandangan sunrise. Iya sih, Tidur semalam itu ditemani dengan suara deburan ombak, ayunan dedaunan yang tertiup angin dan hujan. Iya, malam itu hujan turun lumayan deras. Bersyukur tenda kami berada dibawah pohon. Jadi masih aman dan tidak kebocoran.
Bangun tidur, Kakak-kakak mulai menyiapkan menu sarapan untuk kami santap. Ada Ka Ani yang berposisi sebagi koki. Dan sisanya tim hore yang ngebantu sedikit-sedikit. Ketika Nasi Goreng sosis alakadarnya telah siap, kami breakfast layaknya disebuah saung mahal yang menyajikan pemandangan laut nan indah yang berada dekat tenda. Uwuw~
Kami makan di sini...
Selesai makan, kami langsung berbenah untuk kembali ke daratan Jakarta.
Mampir di Pulau Semak Daun |
Dari Penangkaran Hiu, kami melanjutkan perjalanan lagi.
Sayangnya nih, kapal ke Muara Angke belum datang, jadi setelah sampai di Pulau Pramuka, kami juga menyempatkan diri mampir ke Taman Nasional Kepulauan Seribu. Di sini, kita akan disuguhkan pemandangan laut yang indah dan ada Taman Mangrove nya juga.
Kembali ke Daratan Jakarta
Kapal yang kami yang kami tunggu telah tiba. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Muara Angke. Nah, karena kapal nya tingkat 2, kami memilih di lantai 2 untuk bersantai bisa sambil tiduran itu.
Dalam perjalanan pulang, ada pengalaman yang sungguh-sungguh sulit dilupakan juga. Ya, ini pertamakalinya ngalamin terombang-ambing dengan ombak yang cukup tinggi. Rasanya tuh, ngeri banget kapalnya terbalik dan tenggelam. Huh.. Tai alhamdulillah masih dalam lindunganNya. Kami selamat sampai rumah.
Ahh, iya. Ini Kemah Pertama di Pulau Kotok Kepulauan Seribu sekaligus perjalanan yang sangat mengesankan.
Btw, aku juga punya video singkatnya nih. Semoga bisa menghipnotis kamu buat jalan-jalan ke sini juga ;D
Terakhir nih,
Masih inget kan aku nyaris mengundurkan diri karena udah ketakutan karena takut gak bisa makan dan kelaperan gara-gara Ka Yos bilang, di sana kita bakal ngegembel?
Yak, ternyata pikiran negatif itu jauh banget dengan kenyataan dan apa yang aku rasakan selama di sana. Pokoknya, perjalanan ini berlalu dengan sangat menyenangkan~
Trus, kamu kapan ke sini sama aku? Kita kemah bareng!
bagus banget tempat kemahnya ya Allah
ReplyDeleteHihi,iya, Mbak. Akupun mengagumi dan raasanya gak mu plang
DeleteAku masih belum berani Nuy buat kemah :(
ReplyDelete