Sebelumnya, tak ada yang aku istimewakan dari Yogyakarta selain tempat-tempat bersejarah yang sejatinya harus disinggahi. Tapi semua berubah ketika seseorang datang dan membawaku lebih jauh ke dalam kenangan tentang Jogja. Ya, tapi ini udah masa lalu sih. Tapi terlepas dari itu, bukankah Jogja memang selalu punya tempat di hati siapapun? Uwuwuwuw
Ini adalah cerita dari jauh beberapa tahun yang lalu. Malam itu, pukul 23:45 WIB, Kereta Malabar yang membawaku dari Stasiun Malang tiba di Stasiun Yogyakarta. Kau tau betapa bahagianya aku? Ah, sebenarnya kebahagiaan itu akan terasa lebih jika ada seseorang yang menunggu di sana. Tapi sudahlah. Semua sudah berlalu, kan? Sejak itu, aku pun sadar bahwa Jogja yang akan aku ceritakan ini bukan Jogja yang pernah dimimpikan. - 2016
Bantul - Yogyakarta 30 November 2016
Ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di Jogja. Tak ada sedikit tolakan ketika seorang teman menjadikan Jogja sebagai kunjungan kami setelah kota Malang. Jogja memang menjadi salah satu kota yang selama ini ingin aku kunjungi. Terlebih setelah ada yang menganjakku ke dalam Cerita Jogja yang lebih jauh. Ya, waktu itu.Hari itu dan untuk beberapa hari kedepannya, aku menginap di rumah si ‘Mbok’, nenek dari teman yang datang bersamaku dari Jakarta. Anggita namanya. Ya, di rumah itu aku menemukan sebuah keberagaman yang sangat istimewah. Depan rumah si Mbok juga ada bangunan tidak terpakai yang kala itu sering di datangi domba atau kambing untuk mencari makan. The Real lagi di luar Jakarta nih.
Jogja pertamaku ini diisi dengan banyak agenda. Tentu saja Planning jalan-jalan. Tapi kami gak hanya berduaan saja. Ada Mba Rini, teman maya yang akhirnya menjadi nyata. Yhaa, akhirnya setelah sekian lama hanya mengenal lewat dunia maya, kami bisa bersua juga. Dan 1 lagi, ada Mbak yang aku lupa namanya, merupakan temannya Mba Rini.
Tempat-tempat pertama yang tidak mungkin terlupa
Aku ingat betul, agenda pertama kami berkeliling di Jogja saat itu di teman Mba Rini. Sebagai tamu, kami ditawari beberapa destinasi oleh 'empunya kota'. Tapi kala itu kami tidak main jauh-jauh. Hanya beberapa lokasi dekat kota yang aksesnya masih mudah untuk dikunjungi.
Tugu Yogya dan Beringin Kembar
Kota Gede, Diantara makam Raja-Raja Mataram
Keesokan harinya, kami mulai menjelajahi jogja dengan sisi yang berbeda, yaitu main ke Pantai! Kali ini tidak ditemani Mba Rini. Karena lokasi yang kami kunjungi agak jauh, jadi kami memilih untuk menyewa mobil + driver untuk mengantar kami ke beberapa pantai. Ada kedua orang tua dan saudara anggita yang ikut bersama kami.
Pantai Indrayanti
Hutan Pinus
Pantai Baron
Krikil Beach
Jogja hari itu membawaku pada cerita yang tidak bisa terlupa. Tentang rindu untuk kembali ke kota yang istimewa ini. Ya, sejak kali pertama aku menginjakan kaki di Jogja, ada sebuah keharusan untukku kembali datang kembali, lagi dan lagi.
No comments
Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^