Tahun baru adalah semangat baru. Ya, nyaris semua orang berkata demikian. Aku pun berharap sama. Semoga di tahun yang baru ini, manusia sepertiku bisa merasakan semangat yang baru dengan lebih banyak harapan dan kebahagiaan. Membuka lebih lebar mata, pikiran dan tidak lagi merasa berada di ujung jalan. Ya, dunia ini punya banyak pilihan jalan yang bisa kita pilih dalam hidup kita.
Aku mengakhiri 2019 dengan rasa syukur. Terima kasih aku karena masih bertahan dan telah berhasil melewati tahun 2019 walau sangat-sangat-sangat berat. Sebuah doa dan harapan yang aku tuliskan di awal tahun 2020 ini adalah aku meminta dengan penuh harap semoga aku bisa mendapatkan hidupku lagi. Dan tentu, semoga 2020 akan lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga aku tidak lagi merasa terpenjara dalam heningnya malam karena tidak bisa tidur. Semoga aku tidak lagi sering menangis dan terpuruk sendiri. Yang terpenting lagi, semoga aku tidak perlu rutin membutuhkan bantuan Bu Empej lagi~
Memulai awal tahun 2020 dengan bercerita. Aku mengambil pilihan ini untuk sedikit mengurangi kegaduhan yang ada di hati dan kepalaku. Katanya, kita memang tidak boleh terlalu lama menyimpannya. Apalagi memendam terlalu dalam. Ya, walaupun aku sendiri sebenarnya tau bahwa untuk mulai bercerita tentang diri kita tidak semudah itu. Dan bagiku, ter-publilsh-nya postingan ini adalah sebuah kesuksesan yang harus kurayakan.
1 Januari 2020, pukul 20:34. Saat ini aku duduk sendiri menghadap dinding-agar tidak banyak pandangan yang kulihat- sambil menikmati Choco Frappe Favoritku dengan hidangan kentang dan Burger di MCD yang tak jauh dari rumah. Di hadapanku, sebuah laptop yang sengaja kubawa sebagai temanku merangkai kata dalam postingan ini. Tapi di sini dingin. Seperti ingin beranjak, tapi aku enggan.
Tidak sedang sedih. Ntah kenapa, aku hanya sedang rindu menyendiri. Liburanku sejak 21 Desember 2019 lalu aku lalui dengan keramaian yang cukup membuatku sibuk sampai aku merindu duduk sendiri seperti ini. Seperti aneh, tapi ya ini memang kenyataannya. Ternyata, aku masih tidak terlalu suka dengan keramaian.
Tahun baru adalah cerita baru. Tapi bukan hanya sekedar itu. Dalam postingan ini, Aku juga menyelipkan beberapa cerita sebelum mengakhiri 2019.
Beberapa minggu sebelum liburan akhir tahun tiba, aku sudah merencanakan bagaimana aku menikmati libur yang kuprediksi akan berlangsung cukup panjang. Dan benar saja, Pak Bos memberikan kami libur natal yang langsung berlanjut tahun baru.
Terakhir bekerja hari Jumat, 20 Desember 2019, kami dijadwalkan kembali bekerja hari Senin, 6 Januari 2020. Tentu, aku ingin menikmati liburan ini dengan sebaik-baiknya tanpa merasa terpenjara. Satu-satunya harapanku untuk mendapat suasana baru adalah dengan menginap di rumah kakak yang baru saja pindah ke daerah Setu-Bekasi. Barangkali kamu adalah salah satu followers media sosialku, mungkin kamu akan ingat update-an tentang tempat itu yang pernah kuunggah di media sosial. Wkwk
Beberapa minggu sebelum liburan akhir tahun tiba, aku sudah merencanakan bagaimana aku menikmati libur yang kuprediksi akan berlangsung cukup panjang. Dan benar saja, Pak Bos memberikan kami libur natal yang langsung berlanjut tahun baru.
Terakhir bekerja hari Jumat, 20 Desember 2019, kami dijadwalkan kembali bekerja hari Senin, 6 Januari 2020. Tentu, aku ingin menikmati liburan ini dengan sebaik-baiknya tanpa merasa terpenjara. Satu-satunya harapanku untuk mendapat suasana baru adalah dengan menginap di rumah kakak yang baru saja pindah ke daerah Setu-Bekasi. Barangkali kamu adalah salah satu followers media sosialku, mungkin kamu akan ingat update-an tentang tempat itu yang pernah kuunggah di media sosial. Wkwk
Harapan itu pun terwujud! Di sini, aku seperti memulai kembali hidupku yang kemarin telah hilang ntah kemana. Sebuah rumah antimainstream kakak membuat kesan akhir tahun yang sangat menyenangkan. Menawarkan pemandangan rawa-rawa dan petakan sawah yang masih tersisa diantara proses pembangunan rumah yang akan didirikan di sini. Tepat di depan dan samping kanan rumah.
Siang menjelang sore, ada domba-domba yang datang entah dari mana bersama penggembalanya. Memakan rumput diantara rawa dan sawah demi bertahan hidup. Dari foto yang kuabadikan, Seseorang bilang, domba dan pemandangannya seperti di New Zealand. Ah, masa sih? Wkwk
Gak cuma itu, Gundukan tanah merah bekas urukan seperti bukit yang wajib didaki dalam petualangan. Ya, walau akhirnya kaki dan sendal kotor dipenuhi dengan tanah.
Pagi hari di sini seperti berada disebuah desa. Teduh, sejuk dan dingin. Perasaan tenang di hati benar-benar nyata sekali. Ya walauoun menjelang siang, masya allah panasnya. Tepatnya seperti "planet lain" yang sering disebut nitizen +62. Kayaknya sih karena pengaruh pabrik-pabrik yang ada di sini. Tapi tidak masalah asal tidak keluar rumah saat terik matahari.
Dimulai dari sini, hidupku seperti punya cerita lagi. Mereka benar, hidup terlalu percuma jika kita tetap diam dalam hidup kita hanya begini-begini saja. Dimulai dari sini. Aku disadarkan bahwa tak semuanya kelam. Kita hanya perlu menenangkan diri dan mencoba hal baru lagi. Perlahan, semuanya akan kembali seperti yang kita inginkan. Baik-baik aja.
Ah, iya. Aku punya cerita baru tentang malam pergantian tahun dan hari pertama di tahun 2020. Tentang pengalaman baru, hari baru, hujan, banjir dan.... Tunggu saja ya cerita lengkapnya! Aku sedang memulainya kembali.
Siang menjelang sore, ada domba-domba yang datang entah dari mana bersama penggembalanya. Memakan rumput diantara rawa dan sawah demi bertahan hidup. Dari foto yang kuabadikan, Seseorang bilang, domba dan pemandangannya seperti di New Zealand. Ah, masa sih? Wkwk
Gak cuma itu, Gundukan tanah merah bekas urukan seperti bukit yang wajib didaki dalam petualangan. Ya, walau akhirnya kaki dan sendal kotor dipenuhi dengan tanah.
Pagi hari di sini seperti berada disebuah desa. Teduh, sejuk dan dingin. Perasaan tenang di hati benar-benar nyata sekali. Ya walauoun menjelang siang, masya allah panasnya. Tepatnya seperti "planet lain" yang sering disebut nitizen +62. Kayaknya sih karena pengaruh pabrik-pabrik yang ada di sini. Tapi tidak masalah asal tidak keluar rumah saat terik matahari.
Dimulai dari sini, hidupku seperti punya cerita lagi. Mereka benar, hidup terlalu percuma jika kita tetap diam dalam hidup kita hanya begini-begini saja. Dimulai dari sini. Aku disadarkan bahwa tak semuanya kelam. Kita hanya perlu menenangkan diri dan mencoba hal baru lagi. Perlahan, semuanya akan kembali seperti yang kita inginkan. Baik-baik aja.
Ah, iya. Aku punya cerita baru tentang malam pergantian tahun dan hari pertama di tahun 2020. Tentang pengalaman baru, hari baru, hujan, banjir dan.... Tunggu saja ya cerita lengkapnya! Aku sedang memulainya kembali.
Ada typo tuh, harusnya 6 Januari 2020 tapi kamu nulisnya masih 2019, Nuy. Belum move on dari 2019 ya? Wkwkwk
ReplyDeleteBetul, Nuy. Sesekali kita perlu mencoba hal-hal baru yang kita sukai untuk menghindari kejenuhan. Terus semangat ngeblog ya!
Lho, iya. Ternyata ada typo nya. Hahha. Terima kasih atas koreksinya.
DeleteBener banget tuh, adakalanya coba hal-hal baru, walau sebenernya kita gak suka itu. Asalkan masih hal baik kan.
Semoga semangat ngeblognya tetap jalan terus. Ka Firman juga, yah!