Hari Ini, Satu Tahun yang Lalu

Share:

 "Mas, aku jadi ngekos."

Aku ingat betul hari itu,  Re  -kekasihku, saat itu- jadi orang pertama yang kuberitahu tentang keputusanku yang bisa dibilang sangat mengagetkannya. Obrolan soal ngekos sebetulnya sudah kami bahas sebelumnya. Tapi keputusan yang akhirnya benar jadi ngekos seperti terjadi begitu saja. Ya, aku yang benar-benar memutuskannya sendiri.

Ya gimana enggak. Siangnya iseng-iseng nyari kos di Google Maps, trus nemu kosan yang ini. Langsung telpon ke nomor yang dicantum. Trus nanya harga sewa dan minta foto kondisi kosan. Dari foto udah oke, sorenya langsung survei ke TKP. Di jalan pulang sambil mikir-mikir. Malemnya deal dan transfer buat kos sebulan. Dan keesokan harinya, atau tepatnya hari ini, satu tahun yang lalu, langsung mulai nyicil pindahan. Oh My Life

"Kamu Yakin? Emang udah prepare? Terus kebutuan kamu ngekos gimana? Udah Izin?" Jawabnya.

Bahagia sekaligus gak heran kenapa si Mas menanyakan banyak hal padaku. Keputusanku benar-benar mendadak dan dia juga tau aku belum mempersiapkan apapun. Kebutuhan ngekos baru sekedar di list. Packing baju dan barang-barang juga baru aku lakukan pas malam harinya. Tipikal yang jauh berbeda dengannya yang selalu punya planning dahulu dan mempersiapkan segala sesuatu di awal sebelum mengambil keputusan.  Tapi, ya inilah aku. Tahu bulat di goreng dadakan lebih nikmat. wkwk

Malam hari setelah memberi kabar padanya, dia pun ikutan sibuk mengingatkan apa saja yang mungkin nanti akan aku butuhkan di kosan. Beberapa memang sudah aku punya. Sisanya, dia mengingatkan untuk membelinya. Termasuk hanger alias gantungan baju. Aku benar-benar lupa kalau membutuhkannya. Dan lainnya juga banyak yang tidak masuk dalam list kebutuhanku. Terima kasih, Mas!

"Kamu mau mulai tempatin kosan kapan? Beli barang-barangnya kapan? Jangan lupa kamarnya dibersihin dulu. Di sapu pel terus sebelum ditempatin." katanya.

Jadi ingat juga moment ini. Niatnya benar-benar pindah itu hari Minggu. Dan ya, barang-barang yang aku butuhkan seperti dispenser, setrika dan kipas dan beberapa lainnya akan aku beli di hari Minggu juga. Tapi Re bilang, langsung beli aja jangan nunggu hari Minggu. Aku yang awalnya bersikukuh untuk membelinya hari Minggu pun akhirnya mengikuti sarannya. Ya, beli barang sekalian pas masukin barang yang dari rumah.

Pas barang-barang itu datang, aku jadi paham kenapa Mas menyuruhku beli di awal. Ternyata capek juga beberesnya. wkwkw Akhirnya aku baru sadar juga kenapa jangan nunggu hari Minggu, biar Hari minggu itu aku udah tinggal santai-santai aja, Sayang. Yha juga sih. wkwkw

Soal beberes kosan pun dia ikut andil membantu. Bagaimana menyimpan barang dan meletakkan perabotan. Termasuk juga ngasih petunjuk gimana melipat pakaian di lemari biar rapi dong. Ya, walaupun cuma sekedar via chat dan telepon WhatsApp karena dia nan jauh di sana, rasanya Re seperti benar-benar ada di sini, membantuku pindahan.

Ehtapi walaupun dia dekat di sini pun sebenarnya gak bisa membantu langsung di kosan juga sih. Toh kan ini kosan cewek. wkwk

Hari ini, Satu Tahun yang Lalu
Banyak hal yang masih teringat jelas di kepalaku. Pindahan dan beberes kosan sendirian dengan sedikit bantuan tumpangan motor adek untuk mengangkut barang. Memulai hidup baru dengan mandiri setelah 24 tahun tinggal di rumah bersama keluarga. Berat? Ya, keputusan yang tidak mudah memang.

Yang sangat aku syukuri hari itu adalah aku tidak benar-benar sendirian. Aku punya Re, satu-satunya yang menemaniku berproses dari anak kos amatiran menjadi lebih mandiri. Ya, walaupun saat ini dia sudah bukan kekasihku lagi. Tapi entahlah, sampai hari ini aku merasa sangat beruntung pernah memilikinya, Walau dari jauh juga sih wkwkwk.

Awal ngekos nyaris setiap hari dia mengingatkan aku berbagai hal. Ya, sepertinya dia paham betul kalau kekasihnya ini anak baru ngekos yang ke-mandiri-an nya masih sangat diragukan. Dan kenyataannya memang begitu sih. wkwkw.

"Jangan lupa kunci pintu, Jangan lupa matiin lampu. Jangan lupa cabut colokan listrik kalau mau kerja atau mau pergi.  Inget, apa-apa gak boleh males-malesan. Gak ada lagi yang bisa anter jemput. Jangan males kalo beli makanan. Jangan keseringan goput." - Re.

Senang rasanya kalau mengingat betapa dia mengkhawatirkan aku. Perhatiannya itu gak nahan sih. Pernah suatu hari dia menyuruhku membeli sesuatu yang biasanya ada di Alfamart. Lalu aku bilang, Aku gak tau dimana Alfamart. Lalu tiba-tiba, dia ngirim link maps dan bilang, "Di sini ada Alfa. Kamu bisa ke alfa itu, deket kok bisa jalan kaki." 

Aku yang menerima chat tersebut cuma bisa mesem-mesem. Ya ampun, masku inisiatif ngecek maps. Aku aja gak kepikiran buat ngecek maps di mana alfa berada wkwkkw. Dia juga suka ngecek tempat-tempat sekitar kosan yang barangkali akan aku butuhkan. Kayak mau beli dispenser, dia yang ngasih tau kalau di depan gang ada toko elektronik. Sedang aku? Tentu saja gak nyadar ada toko elektronik di depan wkwkwk 

Teringat juga pas aku beli dispenser dan kipas angin. Ternyata kipas anginnya datang dalam keadaan belum dirakit. Panik gak? panik gak? Enggak, karena Re langsung bilang, "Nanti aku ajarin." Sebenarnya di dusnya udah ada tutorialnya sih. Cuma kan ya, ng... anu... lebih enak ada yang ngajarin langsung. eh

Begitupun pas dispenserku datang. Ya, Re yang mengajariku untuk 'menguras'  atau mencuci bagian dalam dispenser terlebih dahulu sebelum digunakan. Ya, kalau dia gak ngasih tau, tentu aja gak tau. Langsung pake langsung aja paling.

Hari ini, Satu Tahun yang Lalu
Gak terasa ya udah 1 tahun jadi anak kosan nih. wkwkw. Alhamdulillah semua terlewati dengan suka dan dukanya. Kenyataan juga gak seburuk dengan yang pernah terbayangkan sebelumnya ngekos. Intinya sih ya memang dijalanin aja dulu. Namun tetap dengan keteguhan dari keputusan yang telah dipilih. Sebenarnya pun gak mandiri 100% sih karena kakak yang kontrakannya gak terlalu jauh dari kosan aku tetap 'memantau'. Tapi aku selalu berusaha untuk tetap mandiri.

Btw banget nih. Awalnya, aku ingin menulis ini untuk meluapkan kesedihan dalam rangka 'mengenang' Re yang tiba-tiba hilang entah kemana. Ya, nyaris setiap hari memikirkannya. Bertanya-tanya kenapa, sekaligus menyesali banyak hal dan ingin memperbaiki semuanya.

Semesta pun ternyata masih berpihak padaku. Beberapa hari lalu, dia kembali dengan sebuah lelucon dan sapaan "Cie, yang lagi isoman". Bahagia? Tentu saja!

Pada akhirnya, aku membuat tulisan ini dengan penuh bahagia dan rasa syukur. Walaupun kami bukan lagi sepasang kekasih *uhuk, namun kehadirannya membuatku bisa merasakan kembali bagaimana satu tahun yang lalu 'dibimbing' menjadi anak kosan yang mandiri bersama Re. wkwk 

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku ceritakan. Namun berhubung lagi masa pemulihan karena abis positif covid19 wkwk, keknya cukup sekedar gini aja ceritanya. Intinya sih ya ingin mengucapkan selamat kepada diriku karena sudah melewati 1 tahun dengan baik menjadi anak kosan. 

Ucapan terima kasih juga untuk Re yang sangat berarti bagiku, termasuk perannya dalam membantuku berproses menjadi anak kosan. Semoga segera berjumpa lagi, Mas~ wkwkkw

No comments

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^