Sebuah cerita saat berkunjung ke Pulau Dewata ketika Gunung Agung lagi aktif-aktifnya. Sebenarnya ini adalah cerita perjalanan akhir 2017 yang lalu. Setelah sekian lama tulisan ini mengendap di Draft postingan, akhirnya kuyakinkan diri untuk mem-publishnya. wkwk
Jauh sebelum mengenal -ya sebut saja yang sudah berlalu-, aku memang selalu bermimpi bisa datang ke Pulau Dewata. Pulau yang dikenal dengan keromantisannya ini memang sukses membuat siapapun ingin datang ke Bali. Apalagi bagi pengantin baru. Pulau ini menjadi sasaran empuk bagi mereka yang ingin memadu kasih alias bulan madu.
Tapi nih, dengan segala kenyataan yang ada, aku seringkali berpikir bahwa keinginanku untuk datang ke Bali hanyalah sebuah mimpi aja. Karena jangankan ke Bali, nginep di rumah temen yang masih di Jakarta aja gak boleh. Ikut kegiatan ekstrakurikuler yang nginep di Puncak aja gak boleh. Gimana bisa aku ke Bali? Iya, waktu itu gitu.
Tapi enggak. Allah sungguh maha berkehendak. Semua pasti indah pada waktunya. Hal yang kukira itu tak mungkin, satu per satu menjadi sangat mungkin. Meskipun dengan modal nekat dan harus melewati drama Gunung Agung, alhamdulillah, Hari Kamis, 30 November 2017, Pesawat Citilink yang aku tumpangi mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan selamat sekitar pukul 12 Waktu Bali.
Eh, bentar.
Bukan. Aku datang ke sini bukan untuk berbulan madu,karena nikah aja belum. tapi hanya sekedar ingin memanfaatkan cuti tahunan sekaligus untuk lari dari kenyataan karena keseharian di Jakarta sudah sungguh memilukan. Huhuhu
Kedatanganku kesini gak sendirian. Aku ditemani temanku, Anggita sedari Jakarta. Sesampainya di Bali, kami disambut hangat oleh si Mas -yang tidak perlu kusebutkan namanya-. Lalu ada juga Pak Supri, driver yang mengantar kami ke beberapa tempat selama berada di Bali.
Bukan. Aku datang ke sini bukan untuk berbulan madu,
Kedatanganku kesini gak sendirian. Aku ditemani temanku, Anggita sedari Jakarta. Sesampainya di Bali, kami disambut hangat oleh si Mas -yang tidak perlu kusebutkan namanya-. Lalu ada juga Pak Supri, driver yang mengantar kami ke beberapa tempat selama berada di Bali.
Drama Gunung Agung
Waktu itu, kedatanganku ke Bali nyaris gagal karena Status Gunung Agung yang lagi galau. Abu vulkanik yang dimuntahkan oleh Gunung Agung menyebar kemana-mana hingga membahayakan penerbangan. Makanya, Bandara I Gusti Ngurah Rai sempat ditutup beberapa hari sebelum keberangkatanku. Penerbanganku pun harus dibatalkan karena situasi yang belum baik. Tapi syukur alhamdulillah, ketika kami me-reschedule penerbangan di hari berikutnya, perjalanan kami direstui meskipun harus membuang waktu karena delay yang lumayan lama.Oh iya. Meskipun status gunung agung lagi aktif, info dari si mas yang berada di sana, kondisi di Bali tetap baik-baik saja ya (kecuali daerah yang sangat dekat dengan gunung). Makanya, aku tetap memberanikan diri melanjutkan perjalanan ini. Dan ya, meskipun dilanda kecemasan dengan keadaan di Bali, ternyata kami mendapat banyak alhamdulillah karena dalam perjalanan ini, kami benar-benar merasakan Romantisnya Bali di antara Drama Gunung Agung di beberapa tempat yang aku datangi.
Sepinya Tanah Lot Sore itu
Tak mau membuang-buang waktu, hari pertama menginjakan kaki di Bali, kami langsung berangkat mengunjungi Tanah Lot sebagai destinasi pertama liburan ini, setelah melakukan sholat Dzuhur dan makan siang di sebuah Masjid yang gak jauh dari Bandara.
Sesampainya di Tanah Lot, si Mas sempat terkagum-kagum karena tempat ini tidak terlalu ramai, alias sepi. Padahal nih, katanya Tanah Lot hampir tidak pernah sesepi ini. Sepertinya karena dampak dari issue Gunung Agung yang membuat para wisatawan enggan jalan-jalan. Tapi gimana, antara sedih atau senang sih. Yang pasti, ke-tidak-ramai-an ini benar-benar membuat kami bisa menikmati indahnya sore di Tanah Lot. Hihihi...
Di tempat ini, awalnya kami ingin menikmati Sunset. Tapi sayang, mataharinya malu-malu dan malah bersembunyi di balik awan. Akhirnya, sore terlewat begitu saja tanpa melihat sunset. Tapi gak apalah ya. Karena kami cukup puas menikmati sore di pinggir pantai dengan deburan ombak dan angin yang sesekali menyapa kami penuh kedamaian.
Ketika hari mulai gelap, kami memutuskan untuk pulang. Aku dan Anggita nginep di rumah tetehnya yang berada di...... Ah gak tau lupa namanya wkwk. Tapi Perumahannya ini cukup nyaman dan damai. Kayaknya enak juga kalau tinggal menetap. eh.
Day 2 - Hari Jumat, 1 Desember 2017
Hari kedua di Bali, gak afdol rasanya kalau gak main ke Pantai. Pagi yang gak pagi banget, Aku sengaja menyempatkan diri ke Pantai Sanur. Meskipun cuma sebentar, cukup memuaskan juga bermain di pantai ini untuk sekedar menyaksikan deburan ombak dan menikmati angin laut,
Pagi itu kondisi pantainya gak terlalu ramai.Tapi di dekat 'agen-agen' layanan untuk menyebrang ke pulau sebelah itu cukup ramai wisatawan yang hendak mau nyebrang. Katanya sih dari Pantai Sanur ini bisa untuk nyebrang ke Pulau Nusa Penida.
Ohiya, gak hanya berfokus untuk jalan-jalan, aku juga menyempatkan diri bertemu dengan Om Gandi, blogger hitz pada jamannya. Wkwk... Aku mengenal dia sejak tahun 2013. Makanya saat datang ke Bali, aku sengaja menghubunginya supaya bisa bertemu. Ya, setelah 5 tahun saling mengenal, akhirnya kami bisa ngobrol secara langsung juga. :D
Kami sengaja janjian di Pantai Sanur pas pagi-pagi. Ada beberapa perahu kayu di pantai ini. Lumayan buat cuci mata dan foto-foto. Trus, background foto di atas itu menyuguhkan potret Gunung Agung yang lagi erupsi tuh. Hehhee..
Ohiya, gak hanya berfokus untuk jalan-jalan, aku juga menyempatkan diri bertemu dengan Om Gandi, blogger hitz pada jamannya. Wkwk... Aku mengenal dia sejak tahun 2013. Makanya saat datang ke Bali, aku sengaja menghubunginya supaya bisa bertemu. Ya, setelah 5 tahun saling mengenal, akhirnya kami bisa ngobrol secara langsung juga. :D
Kami sengaja janjian di Pantai Sanur pas pagi-pagi. Ada beberapa perahu kayu di pantai ini. Lumayan buat cuci mata dan foto-foto. Trus, background foto di atas itu menyuguhkan potret Gunung Agung yang lagi erupsi tuh. Hehhee..
Monumen Bajra Sandhi
Sempat iri ketika melihat feeds Instagram si mas yang suka mengunggah foto di Monumen Bajra Sandhi. Akhirnya, hari itu aku bisa datang dan melihat langsung tempat ini. Alhamdulillah, sesuai dengan apa yang aku bayangkan, tempat ini benar-benar menyimpan keindahan.
Sempat iri ketika melihat feeds Instagram si mas yang suka mengunggah foto di Monumen Bajra Sandhi. Akhirnya, hari itu aku bisa datang dan melihat langsung tempat ini. Alhamdulillah, sesuai dengan apa yang aku bayangkan, tempat ini benar-benar menyimpan keindahan.
Bangunan monumen yang khas dan penghijauan di sekitar monumen ini benar-benar bisa menyejukkan hati. Apalagi, saat kami datang, tempat ini sangat sepi. Hanya ada 2-3 orang selain kami. Lagi-lagi mungkin karena Gunung Agung, ya? Biarin, ah!
Di Pelatarannya ini bikin betah dan romantis banget ah. Ya allah ingin prewedding di sini rasanya wkwkw. Kita juga bisa masuk ke dalam monumennya. Tapi aku lupa dalemnya tuh ada apa huhu. Yang kuingat, kalau di dalamnya ini minim pencahayaan.
Tapi, Monumen ini ada tangga penghubung ke atas. Nah, dari atas kita bisa melihat pemandangan yang lumayan indah. Anginnya juga berhembus mesra banget. Bikin betah liat pemandangan Bali ditemani dengan hembusan angin. DUH, KANGEN!
Trus nih, saat aku datang ke sini cuacanya abis ujan dan masih gerimis rintik-rintik. Di sekitar Monumen ada rerumputan yang tergenang air. Ntah kenapa aku senang sekali melihatnya. Apalagi ketika ada beberapa anak bermain sepeda di sini sambil bermain air. Huhuhu
Desa
Karena saat itu hari Jumat, setelah cowok-cowok sholat Jumat, kami bergegas ke dataran tingginya Bali. Kalau di Jakarta, ini tuh kayak Puncaknya Bogor gitu. Jalannya nanjak dan lumayan berliku. Suasananya sejuk dan dingin karena memang kondisi cuaca mendung dan turun hujan. Tapi itu semua justru aku alhamdulillah-kan karena cuaca seperti itu di tempat seperti ini yang sulit aku lupakan
Sepi kata si Mas. Sedikit ramai bagiku. Meskipun begitu, Desa Penglipuran tetap menjadi salah satu tempat wisata yang tidak akan terlupakan. Gerimis rintik yang berubah menjadi hujan deras kala itu juga membuatku betah di sini. Gak mau pulang, Mz!
Di Desa ini, kekentalan budaya Bali masih sangat terasa. Bersih, asri dan menyatu dengan alam. Masyarakat sekitar beramah tamah kepada setiap mereka yang datang, termasuk kami. Sambil menyapa, mereka menjajakan barang-barang dagangannya. Ada banyak macam, gengs. Mulai dari aksesoris, baju, tas, gelang, kain dan masih banyak lagi.
Ketika menelusuri jalannya, aku sempat gagal fokus dengan sebuah papan di atas tembok bertuliskan Karang Memadu. Trus si kami dijelaskan oleh Pak Driver kalau Karang Memadu ini katanya adalah rumah atau sebuah tempat pengasingan bagi para lelaki yang mempunyai istri lebih dari satu. Nah, ini lokasinya di bagian ujung jalan gitu.
Ohiya, sebelum mengakhiri perjalanan hari ini, kami juga mampir ke sebuah tempat yang lokasinya di dataran tinggi. Kata Mas, namanya Kintamani. Jadi, dari atas kami bisa melihat danau yang sangat luas dan pegunungan. Sayangnya saat itu hujan turun dengan derasnya. Aku gak sempat foto-foto banyak. trus di sini tuh ada pedagang ibu-ibu yang menjajakan gelang, kalung dan semacamnya. Tapi jualannya agak ngeri nih. Aku sampai dipegang-pegang gitu suruh beli.
DAY 3- SABTU 2 DES 2017
Kebun Raya Bedugul
Salah satu tempat wisata di Bali yang ingin banget aku kunjungi adalah Kebun Raya Bedugul. Sebenarnya tempat ini mirip seperti Kebun Raya Bogor. Bedanya, sepertinya kalau di Bali ini lokasinya lebih luas dan lebih hijau. Trus juga udaranya dingin kek dipuncak gitu, karena memang lokasinya di dataran tinggi.
Di Kebun Raya Bedugul juga kita bisa muter-muter di dalam menggunakan mobil karena areanya memang cukup luas sih. Trus nih, ada lokasi favorit banget yang paling aku suka di sini. Yaitu, lahan luas nan hijau dengan sedikit view danau.
Hari itu di sini, aku main lari-larian sama si mas dan keponakan temanku. Gak ada orang lain selain kami, jadi ngerasa sepi dan nyaman banget. Lahannya ini seperti bukit yang agak turun gitu. Main kejar-kejaran di sini tuh rasanya tuh kayak lari-larian di film india. Huhuhu, ingin rasanya aku mengulangnya lagi. .
Danau Beratan
Di Kebun Raya Bedugul, kami gak terlalu lama. Ada 1 tempat lain yang kami kunjungi, tapi aku lupa namanya. Pokoknya banyak bunga dan tumbuhan di dalam sebuah ruangan gitu. Setelah dari sana, kami melanjutkan perjalanan ke Danau Beratan.
Danau Beratan |
Danau Beratan ini salah satu icon Pulau Dewata yang sayang banget kalau gak disinggahi. Hari itu kondisi agak ramai bagiku. Tapi kalau kata sih mas, ini termasuk sepi. Tapi ya intinya kami bisa menikmati saat berada di sini. Sekaligus berfoto-foto!
Gak hanya menikmati pemandangan, kami juga menikmati danau ini dengan menaiki perahu bebek. Tau kan ya perahu bebek? Yang dinaikin berdua itu, lho! wkwkwk. Sebenarnya air danau ini cukup tenang ya. Tapi karena ada speedboat yang seringkali melintas, ternyata membuat gelombang ombak yang bikin aku ngeri-ngeri pas naik perahu bebeknya. But ya tetap menyenangkan sih.
Setelah puas menikmati indahnya Danau Beratan, kami diajak bapak driver untuk berkunjung ke sebuah tempat yang gak terlalu jauh dari Danau Beratan. Ini bukan tempat wisata gitu sih. Lebih tepatnya cuma tempat spot foto kekinian gitu.
Jalan menuju lokasinya juga nanjak-nanjak banget. Tapi ketika sampai di atas, kami merasa puas banget karena mendapat view yang masya allah bagusnya. Pemandangan Danau yang luas dengan awan yang mendung-mendung romantis gitu. wkwkw
Ohiya, view nya itu katanya bukan view Danau Beratan ya. Aku juga lupa itu danau apa. Di atas sini pun banyak banget spot foto dengan view pemandangan danau atau bukit. Dan untuk bisa foto-foto di sini, kalau gak salah hanya membayar Rp.5000/orang.
Taman Ayun
Walaupun belum puas, usai dari Taman Ayun kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Ohiya. ALhamdulillah seingatku, selama kami jalan-jalan di Bali, kami gak merasakan macet ya. Walaupun gak lewatin jalan tol, tapi jalanan lancar-lancar aja. Ya, barangkali memang efek Gunung Agung juga, jadi tidak banyak wisatawan yang datang.
DAY 4 - MINGGU 3 DES 2017
Uluwatu, Pantai Pandawa, Waterblow dan Pantai Kuta
Gak terasa udah hari ke-4. Paginya, kami mendatangi Uluwatu. Saat datang ke sini, banyak monyet berkeliaran, dan itu menyenangkan sih liatnya. Tapi agak ngeri-ngeri juga. wkwkw Trus nih, di Uluwatu kita wajib pakai balutan kain berwarna ungu seperti yang aku pakai di foto, ya.
Pas datang ke Uluwatu kebetulan pas lagi ada acara atau upacara untuk berdoa gitu. Liat perempuan bali menggunakan pakaian adat bali bikin iri euy. Karena cantik, anggun dan mempesona gitu. Jadi pengen juga kan wkwkkw
Setelah puas jalan-jalan di Uluwatu, kami melanjutkan perjalanan untuk singgah di Pantai Pandawa dan Waterblow. Cuaca amat sangat panas karena siang bolong, jadi kami mampir pantai juga cuma sebentar-sebentar aja.
Yang aku ingat di Pantai Pandawa, kami mampir ke sebuah warung untuk makan siang. Kebetulan kami sudah menyiapkan nasi kotak yang sebelumnya kami beli di sebuah rumah makan. Jadi di warung itu, kami hanya memesan minuman dan cemilan. Trus aku ingat, aku pesan 1 buah kelapa muda. Dan ternyata harganya cuma Rp. 25.000. Menurut aku dia menjual dengan harga standar di tempat wisata. Padahal kukira dia bakal jual lebih mahal. wkwkkw
Pantai Pandawa |
Dari Pantai Pandawa, kami lanjut ke Waterblow. Nah ada sebuah cerita pas kami lagi jalan dari Parkiran menuju Pantai. Waktu itu kami melihat ada seorang wanita WNA bersama suami dan anaknya berjalan menuju pantai juga. Betapa terkejudnya aku pas liat wanita itu ganti baju sambil jalan di tempat umum. Iya, ganti baju + dalemannya wkwkw
Pantai Waterblow |
Setelah dari Waterblow, kami menutup sore di Pantai Kuta. Awalnya si mas bilang gak rekomen ke Pantai Kuta karena ya.... di sana sangat ramai wisatawan dan pantai nya sama aja kok seperti pantai yang kami datangi sebelumnya. Tapi karena Pantai Kuta cukup terkenal di Bali, kami jadi penasaran untuk tetap mengunjunginya. Dan akhirnya, sore itu kami datang ke Pantai Kuta.
Pantai Kuta |
Syukur alhamdulilah, ketika sampai di Pantai Kuta, ternyata pantainya gak terlalu ramai. Jadi kami bisa duduk-duduk santai, berfoto dan menikmati deburan ombak. Ya, menurutku di Pantai Kuta ini juga aku menikmati sore yang romantis di Pinggir Pantai.
DAY 5 - SENIN 4 DESEMBER 2017
BALIK JAKARTA
Ahh, gak terasa udah 4 hari jalan-jalan di Bali. Bahkan ketika membuat postingan ini, aku juga baru sadar kalau waktu itu berada di Bali sampai 5 hari. wkwkw.
Hari ke-5 nya, kami gak ada jadwal apa-apa selain sarapan, makan siang dan beli oleh-oleh. Aku lupa jadwal penerbangan kami pukul berapa, yang pasti kami tuh ke Bandara agak sore. Dan sampai di Jakarta malam hari.
Ya, sampai sekarang, perjalanan ini terasa sangat berkesan dan menyenangkan karena memang ini adalah perjalanan yang sudah lama aku impikan. Apalagi adanya Drama Gunung Agung. Drama yang membuat perjalan kami hampir batal, tapi sangat menguntungkan ketika kami sudah sampai di Bali. wkwkkw
Ya, harapannya, semoga suatu hari nanti aku bisa datang kembali dan menikmati liburan di Bali yang lebih seru lagi, bersama SUAMI. aamiin..
Jodoh... mana jodoh......
Aku baru tahu monumen Bajra Sandi, indah tempatnya romantis ala kerajaan zaman dulu. Bali memang surganya pemandangan indah, hampir di mana-mana suasananya romantis dan cantik pengin banget ke sana sejak dulu. Terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteBali bikin betah pokoknya! Semoga bisa jalan-jalan di Bali juga ya, Mba!
DeleteRindu baliii.. sudah lama sekali aku tidak be bali.. membaca tulisan ini sedikit mengobati kerinduanku tentang pulau dewata ini.. soon aku kembali ya baliii semoga senantiasa cantik dan romantis yaaa
ReplyDeleteBali emang suasana romantisnya besar yaaa. Aku dulu pas ke Bali niatnya mo cari bule, eh ya kesampean ketemu di pantai. Yupp mayanlha seharian ngerasain jalan ma bule gimana wkwkwkwkk. Padahal aku berhijab, bulenya atheist tapi sangat toleransi. Anyway sampe skrg udah 10 tahun lebih aq masih temenan lho sama tu bule, kadang masih chat juga
ReplyDeleteWah seru, banget. ke Bali dapet pengalaman seru gitu. Bule nya WN mana, Kak?
DeleteTernyata banyak yang bisa di explore ya kalau ke Bali, nggak cuma pantai aja. Semoga saya bisa ke Bali juga suatu saat nanti karena penasaran sama makanannya wkwk
ReplyDeleteYap, bener banget. Orang-orang taunya pantainya aja, padahal mah banyak yg bisa di eksplor. Waaah, Panasaran sama makanannya? Sate bali enaaak. Wkwkkw
DeleteAku sama istri juga pengen liburan di Bali. Nginep di hotel yang nyaman dengan bath tub, terus bikin foto-foto seksi, eh romantis :D
ReplyDeleteDooohh-dohhhh, jomblo dilarang baper nih.
DeleteKangen Baliiiii, udah lama ga ke sana :) Penasaran sama Desa Penglipuran dan BWK yang baru. Dulu aku berbulan madu di Bali dan momen indahnya masih terasa. Semoga suatu hari nanti aku sekeluarga bisa main2 lagi ke Bali nan eksotis dan romantis.
ReplyDelete