Berapa Harga Kontrakan di Jakarta?

Share:

Berapa Harga Sewa Kontrakan di Jakarta? Sebuah pertanyaan yang pasti terlintas di pikiran banyak orang yang belum punya rumah, termasuk aku misalnya. Setelah memutuskan untuk tidak lagi tinggal di rumah orangtua, aku mulai tau berapa harga sewa kosan dan rumah kontrakan di Jakarta.

Kaget sih. Aku baru tau betapa mahalnya harga sewa tempat tinggal di tengah kota Jakarta. Padahal, kontrakan yang kami cari juga bukan rumah gedongan di kawasan elit. Tapi ya, sekecil rumah apapun atau walaupun cuma sekotak, harganya itu sudah diporsikan sesuai daerahnya.

Dulu aku pernah berpikir kontrakan yang layak itu masih bisa kita dapat dengan harga sewa start from Rp. 500.000 ke atas. Tapi nyatanya, dalam rentang waktu 4 tahun ini, aku tidak pernah menemukan yang harga sewanya segitu di daerah Jakarta Selatan. Bahkan kontrakan yang perbulannya 1 juta pun aku tidak pernah menemukan. Termurah, kami mendapatkannya dengan harga 1,2 juta, kontrakan petak, masuk gang dan tidak bisa dilewati mobil.

Aku pun dulu sempat kaget ketika survei rumah kontrakan. Yang menurutku "begitu doang" ternyata bisa dihargai 2juta perbulan. Gak bisa nego, pulak. Harga PAS. Gimana coba kontrakan yang 3 atau 4 kamar yang memiliki 2 lantai? Gimana yang ada garasi mobilnya? gimana yang pinggir jalan besar? Gimanaaaaaaaa? Berapa harganyaaaaaaa????

Ya, sedikitnya akan kuceritakan bagaimana suka duka dan harga kontrakan di Jakarta Selatan! wkwkkw

Di awali dengan ngekost. 

Pertengahan 2020, aku memutuskan untuk ngekost. Saat itu issue pandemi covid-19 mulai mewabah. Nyari kosan di daerah Mampang menurutku sangat mudah karena lumayan banyak kamar kosong yang ditinggalkan penghuninya efek pandemi. Tapi tetap, kosan yang menurutku aman, nyaman dan harga sewanya PAS, nyarinya agak susah. wkwkkw

Sebelah lemari, kamar mandi

Dramanya, Harga cocok, tapi bangunannya horor. Bangunan oke, tapi kamar kecil banget atau kamar mandi di luar. Harga oke, bangunan oke, tapi lokasi jauh dari mana. Atau Harga oke, bangunan oke, lokasi oke, tapi si yang punya kosan bawel atau semacamnya. Rumit.

Tapi alhamdulillah, saat itu akhirnya aku menemukan kosan yang PAS. Bangunan kosamku bisa dibilang masih baru, dengan cat putih dan Kosan Khusus wanita. Kamar tidak terlalu kecil, kamar mandi di dalam, terdapat area jemur di belakang. Lokasi di lantai 2, dan tidak terekspose orang luar, sehingga tidak harus selalu menggunakan hijab saat keluar pintu kamar kosan. 

Nyaman dari segi lingkungan, kamarnya, tetangganya dan si ibunya. Harga sewa perbulan Rp. 800.000 + uang sampah Rp 10.000. Menurutku ini cukup murah, mengingat lokasinya yang sangat strategis diantara kosan yang rata-rata udah Rp. 1.000.000/bulan. Ini tahun 2020, ya.

Kekurangannya, kamar mandi kotor bernoda dan sangat sulit sekali dibersihkan. Ya, ntah bekas siapa dulu penghuninya, mungkin jarang dibersihkan :( kamarku juga terasa sangat panas karena tembok langsung terkena sinar matahari saat sore. Dan bisa sangat lembab ketika musim hujan.

Pernah ada tikus mati di plafon dan baunya menyengat parah sampai akhirnya aku harus ngungsi dulu. Pernah juga ada binatang seperti nyamuk yang memenuhi seluruh plafon, dan kadang jatuh ke bawah membuat kasur dan lantai jadi kotor. 

Tapi alhamdulillah yang punya kosan grecep untuk mengatasinya. Saat itu aku keluar kosan ini karena hendak tinggal bersama kakakku di rumah kontrakan yang tidak jauh dari sana.

Kontrakan Pertama

Masih di daerah Mampang Pratapan dan gak jauh dari kosanku dulu, Harga kontrakan Mampang Prapatan perbulan RP. 1.900.000, dengan 1 kamar dan dapur apa adanya. Masuk gang, gak bisa lewat mobil, ya. Tapi lumayan dekat ke jalan raya dan halte transjakarta.

Jujur aku kaget banget pas tau harga kontrakan di mampang itu kisaran Rp. 1.700.000 - Rp. 2.500.000 untuk ukuran 3 petak, 1 kamar dengan ukuran dapur seadanya, gak muat kalau ada lemari piring, mesin cuci dan kulkas.

Akhirnya Aku pilih yang 1.900.000/bulan sudah termasuk listrik dan air.

Ada teras sedikit untuk parkir 1 motor atau menjemur pakaian. Modelnya seperti kotak. Pas buka pintu, ada area  buat tamu, lalu sebelah kiri ada kamar berpintu. lurus dikit dari pintu kamar, ada area dapur (buat kompor).  Saat itu aku memiliki kulkas dan rak piring. Jadi kalau buka pintu utama, dari luar langsung terlihat rak piring dan kulkas. Iya, jadi kalau orang lewat, ya keliatan banget itu. kebayang gak? wkwkwk

Minusnyaaa, Kucing suka pup di teras. Depan kontrakan ada got, jadi suka ada binatang muncul di kamar, di dapur maupun kamar mandi. Pernah ada tikus masuk dari lubang closet. Airnya pakai PDAM, keluarnya kecil, bahkan kadang gak keluar. Pernah aku mandi di kantor gegara di kontrakan gak ada air. Bangunan  lama, kami sempat diserang banyak rayap. 

Setelah hampir 1 tahun di sana, dengan beberapa pertimbangan lainnya, akhirnya aku memilih untuk cari kontrakan baru.

Kontrakan Kedua

Masih di daerah Mampang dan tidak jauh dari kontrakan yang lama juga. Alhamdulillah aku dapat yang lebih murah. Perbulannya Rp. 1.400.000, sudah termasuk air, belum dengan listrik. Ada teras sedikit untuk menjemur baju, tapi sulit kalau untuk parkir motor. Jadi kami parkir motor di depan, pinggir akses jalan. Dan sering ada orang tidak dikenal parkir depan kontrakan kami. 

Dapur mentok kamar mandi

Berbeda dengan yang sebelumnya, Kali ini model kontrakan petak. Kalo dari luasnya, hampir seperti yang sebelumnya. bedanya ya ini 3 petak, ruang tamu, kamar, dapur.  Kamar gak  berpintu, ya. Jadi lost aja. Kalau ada yang mau ke dapur atau ke kamar mandi, jadi keliatan banget kasur dan lemari.

Di dapur juga hanya muat meja untuk kompor, rak piring dan space nangung buat mesin cuci. Kulkas kami letakkan di depan (ruang tamu). Dispenser dan magicom kami letakkan di petak tengah (area kamar).  Air kamar mandi cukup stabil karena menggunakan air tanah dan toren. Listrik menggunakan token. Tapi untuk mesin air, tidak mengambil dari listrik kami.

Sebenarnya kami cukup betah di sini, ya walaupun kontrakan di atas suka berisik, suka terdengar langkah kaki dari atas, karena atas kami juga kontrakan. Tapi belum 1 tahun kami tinggal, uang kontrakan sudah mulai naik Rp. 100.000. Wkwkwk Akhirnya, karena satu dan hal lainnya, kami memutuskan untuk pindah dari kawasan Mampang untuk mencari suasana baru.

Kontrakan Ketiga

Alhamdulillah, kali ini kami mendapat yang lumayan besar lagi. Yha, beda daerah tentu beda harga. Kontrakan ketiga kami seharga Rp. 1.200.000/bln. Masih kontrakan petakan dengan teras muat 1 motor dan gerbang kecil. Untuk ukuran lebih luas dari sebelumnya, namun kamarnya tetap tidak ada pintu. Yang aku suka di sini, terasa tenang dan private. Gerbang pagar kami cukup tinggi, dan depannya 80% tembok rumah orang. 20% nya area kontrakan depan.


Aku bebas buka pintu tanpa harus terlihat oleh orang, karena modelnya bukan yang los yang ke belakang. Untuk ukuran dapurnya hampir sama dengan yang sebelumnya dan lebih luas. Namun ini ada wastafel. Bisa untuk kompor, rak piring dibawah kolong. Magicom dan dispenser masih sama seperti sebelumnya, kami letakkan di petak tengah, dekat kami tidur. Dan mesin cuci juga. wkkwwk Kebayangkan spacenya kayak gimana? Sedangkan kulkas kami letakkan di depan lagi, area ruang tamu.


Jujur kami sudah nyaman, tapi airnya suka banyak cacing kecil dan ncu. Juga ternyata luasnya masih terlalu mungil, dan barang-barang kami tidak tertata rapi. Gak lucu kan Kulkas di ruang tamu sebelahan dengan TV. Lalu magicom dan mesin cuci gak jauh dari kasur. wkwkwkw

Akhirnya kami tergoda pindah lagi, agak depan dari kontrakan ini dengan ukurannya yang lebih luas.

Kontrakan Keempat

Masih kontrakan petak. Ruang tamu, kamar dan dapur. Bedanya, dengan harga yang sama seperti sebelumnya, kami mendapatkan setiap ruang yang lebih luas. Ya, karena barang-barang kami mulai banyak, jadi kami lebih mudah menatanya sesuai pada tempatnya. Misalnya, kulkas yang tadinya kami letakkan di ruang depan akhirnya bisa kami letakkan di dapur, sesuai pada zona nya. wkkwkw

Sinar matahari masuk ke ruang tamu dan cahayanya juga menyinari sampai ke kamar. Nah, ini kamarnya berpintu. Alhamdulillah, Jadi kamar kami tidak terekspose bebas oleh tamu yang datang. Ruang tamu luas, kamar luas, dapur luar dan kamar mandi luas. Teras dengan pagar juga lebih luas, bisa untuk 2 motor parkir. Namun sayangnya depan kami bangunan kontrakan lain, jadi berhadapan gitu.

Minusnya juga, ini seperti bangunan lama, jadi ada rayap dan bagian plafon mulai bermasalah. Atap kamar mandi yang atasnya toren juga seringkali bocor kalau hujan. Bau WC seringkali tercium. Mesin air dari listrik kami sendiri, dan gerbang kami menyatu dengan kontrakan sebelah. Jadi  akses keluar masuk kami akan melewati pintu kontrakan sebelah. Agak sungkan sih jadinya, apalagi kalau rumah sebelah lagi santai di depan. Otomatis kami harus saling menyapa biar gak takut salah. wkwkkw

Jalan 3 bulan, mesin air kami bermasalah. Alhamdulillah di toren masih ada persediaan air, hanya saja mesinnya "ngempos" dan tidak bisa memompa air tanah untuk mengisi toren. Setelah dipanggilkan 'tukang' untuk perbaikan, ternyata biayanya mencapai Rp. 1.300.000. Dan katanya, biasanya biaya perbaikan ini akan dibagi 2. Si yang punya kontrakan dan yang ngontrak.

Jujur saya sangat terkejut. Semahal itu pula ya? Harus banget ini bayarnya dibagi 2?? Huaaaaaaa...
Secara gitu, selama 4 tahun saya menyewa tempat tinggal, kalau ada kerusakan itu tanggung jawab yang punya rumah. Kecuali hanya permasalahan kecil, biasanya kami yang perbaiki sendiri. Namun katanya, memang di banyak tempat, kalau ada kerusakan gini biayanya dibagi 2 dengan yang punya rumah. Tapi kami masih kaget dan belum ada persiapannya.

Dengan berat hati, akhirnya aku menyampaikan permintaan maaf jika tidak bisa membantu biaya perbaikan tersebut. Ya, alhamdulillah si yang punya mau meng-iya kan. 

Dan sebuah catatan buat kita semua sebagai penyewa tempat tinggal, jika ada kerusakan di rumah kontrakan, biayanya bisa dibebankan ke kita juga. Atau bagi 2. Ya tapi semoga di kontrakan ini gak ada masalah atau kerusakan lagi, yah. Huhuhu

Kesimpulannya,

Dengan budget seadanya kamu harus siap dengan kelebihan dan kekurangan rumah kontrakan di Jakarta. Kalau kamu punya budget lebih dan males drama ini-itu, mungkin akan lebih cocok kalau sewa apartmen aja kali, ya. Budget sewa apartmen di Jakarta dengan akses yang cukup mudah itu biasanya start diangka 5.000.000.

Dan ingat, lokasi daerah kontrakan, kosan, maupun apartmen sangat menentukan harganya. Semakin pelosok, akan semakin murah. Semakin dekat pusat kota atau jalan besar, ya akan semakin menyesuaikan harganya. 

So, jadi gimana menurutku?

No comments

Terima kasih atas kunjungannya.
Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya..
Tiada kesan tanpa komentar yang kau tinggalkan. ^,^